11 Ramadan, Mengenang Wafatnya Ummul Mukminin

11 Ramadan, tahun ke-10 kenabian menjadi pelengkap tahun kesedihan dalam kehidupan Rasulullah. Sosok yang paling setia, berjasa dalam dakwah Islam yakni Sayyidah Khadijah wafat. Tahun itu disebut sebagai “Azmul Huzni” atau “Tahun Kesedihan” karena berdekatan dengan wafatnya Abu Thalib, paman Rasulullah yang selalu melindunginya dari ancaman Quraisyi.

Sejak awal kerasulan Nabi Muhammad SAW, Khadijah adalah sosok yang selalu berada di sisi beliau. Ia bukan hanya seorang istri, tetapi juga pelindung, penyemangat, dan pendukung utama dalam menyebarkan Islam.

Pemboikotan ekonomi dan sosial oleh kaum kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad dan keluarga besarnya sedikit banyak telah menyita kesehatan Sayyidah Khadijah. Bagaimana tidak, dalam rentang waktu tiga tahun, Sayyidah Khadijah, Nabi Muhammad, dan keluarganya kekurangan makanan dan minuman, dibatasi gerak-geriknnya, dikucilkan, dan dilarang melakukan ini-itu. Di samping itu, usia Sayyidah Khadijah yang sudah tidak muda lagi pada saat itu juga mempengaruhi kesehatannya. Hingga akhirnya, Sayyidah Khadijah mengembuskan nafas terakhirnya di hadapan Nabi Muhammad pada hari kesepuluh bulan Ramadhan tahun kesepuluh Nubuwah. Saat itu, Sayyidah Khadijah berusia 65 tahun, sementara Nabi Muhammad 50 tahun.

Dalam detik-detik terakhirnya, Khadijah merasa khawatir tentang kafannya. Ia meminta putrinya, Fatimah, untuk memohon kepada Rasulullah agar memberikan sorban kepada beliau sebagai kain kafan. Namun, sebelum Rasulullah menjawab, malaikat Jibril datang membawa kain kafan dari surga sebagai penghormatan bagi Khadijah. Malaikat Jibril juga menyampaikan salam dari Allah SWT dan kabar gembira bahwa Khadijah telah mendapatkan rumah di surga yang terbuat dari mutiara, tempat dimana ia akan hidup abadi tanpa kesedihan dan penderitaan.

Kabar wafatnya Sayyidah Khadijah langsung tersebar ke seluruh penjuru kota Makkah. Orang-orang bersedih atas kabar tersebut, mengingat perangai dan akhlak beliau yang baik, cerdas, lembut, suka membantu, dan tidak pernah menyakiti orang. Rumah Nabi Muhammad menjadi sunyi setelah kepergiannya. Bahkan setelah wafatnya Sayyidah Khadjijah, Nabi Muhammad tidak berkeluarga dalam waktu cukup lama.

Siti Khadijah termasuk dalam empat wanita paling mulia dalam Islam, bersama Maryam Binti Imran, Fatimah binti Muhammad, dan Aisyah binti Muzahim (Istri Fir’aun yang beriman). Kisah hidupnya menjadi teladan bagi setiap muslimah, tentang kesetiaan, keteguhan iman, dan pengorbanan demi agama Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *