Oleh: Ustz. Busra Idris, S.Pd. (Guru MTs Jeumala Amal)
Aku teringat dulu nenekku pernah sekali mengatakan kalau lewat kuburan jangan lupa ucap salam. Tanpa rasa penasaran aku ikuti saja perkataan nenek “Assalamualaikum, sapa ku”. Nenek ku tersenyum simpul. Beliau pasti bangga memiliki cucu yang manis dan pintar seperti ku, pikir ku saat itu. Nenek juga berpesan kalau lewat kuburan harus sopan tidak boleh sembarangan, tidak boleh bersuka ria terlalu berlebihan, tidak boleh menginjak kuburan apalagi membuat kotoran di atasnya. Yang paling ku ingat pesannya tidak boleh melihat tulisan nama yang ada di kuburan. Katanya penglihatan kita bisa terganggu. Ah nenekku ada- ada saja. Tapi saat itu aku sama sekali tidak meremehkan pesan nenek apalagi membantahnya.
Hanya saja ketika beranjak dewasa rasanya pesan-pesan nenek kurasa sedikit berlebihan. Mungkin saja nenek ingin menakuti ku saja agar tidak berjalan sendirian tanpa pengawasan orang dewasa. Namun, pengalaman ku hari ini telah mengubah segalanya.
Tadi sore sepulang sekolah aku teringat untuk singgah di sebuah rumah produksi kue lumpia kacang. Aku masih bisa merasakan di lidahku rasa garing kulit lumpia dan lembut manisnya kacang merah yang tersembunyi di dalamnya. Aku mengetahui tempat ini dari teman ku Rosmawar. Selain cita rasanya yang enak dan gurih, mereka juga memberikan banyak bonus. Beli 10 dapat 5, beli 20 dapat 10 dan kelipatannya. Eeits ini bukan lagi ikut ujian CPNS gess. Jangan dihitung tidak ada yang akan lulus.
Jadi masalahnya apa? Tidak ada masalah sih. Hanya saja jalanannya berbatu. Batuan sedimen masa manusia purba dulu sampai kini masih awet. Mungkin pemerintah mau melestarikan cagar budaya Aceh agar tidak tergerus zaman. Jadi, ya dibiarkan begitu saja tidak terurus. Kalau kamu manusia-manusia yang baru bisa bawa mobil atau sepeda motor saya sarankan jangan kemari. Untuk apa mencari bonus 5 buah kue lumpia kalau ganjarannya maut. Bagaimana tidak, jalanan yang sempit bebatuan itu diapit oleh sungai besar dan kuburan. Disenggol sedikit saja bisa gawat.
Sebenarnya ini bukan kali kedua atau ketiga ku. Entah sudah yang keberapa kalinya aku pergi ke sana. Tapi hari ini adalah yang paling berkesan. Aku mengendarai motor ku perlahan dan sampai di tujuan. Hanya saja tempat produksi itu masuk lorong tidak terlalu jauh, hanya beberpa meter saja. Ku putuskan untuk memarkirkan motor ku di pinggir jalan di depan lorong tempat yang ku tuju. Sembari ku melangkah pandangan ku terpaku pada sejumlah kuburan yang ada di sepanjang lorong tempat itu. Tidak sengaja mata ku tertuju pada sebuah nama dan tanggal kematiannya. Tak ingin ku sebutkan namanya di sini yang pasti namanya cowok, tanggal kematiannya juga tidak begitu lama hanya beberapa tahun dari sekarang.
Ah aku kembali teringat pesan nenek ku untuk memberi salam dan berlaku sopan, tapi ada yang ku langgar yaitu menatap nama di kuburannya. Aku segera beristighfar dan segera menuju tempat lumpia manis ini berada. Aku minta dibungkuskan 20 ribu saja dan segera ku masukkan ke dalam jok motor ku.
Ku hidupkan motorku dan berbelok ke arah jalan pulang tanpa menoleh ke arah kuburan lagi. Tiba- tiba aku merinding seperti ada yang menjalar di kaki kanan ku. Aku merasa ada yang menggores kaki ku. Masih beberapa meter dari tempat itu dan jalanannya sepi sekali. Aku berpikir keras kalau aku berhenti disini untuk apa? Tidak ada yang akan menolong ku. Ku pacu motor ku lebih kencang agar aku bisa menemukan orang untuk ku mintai pertolongan.
Dari kejauhan terlihat beberapa orang ibu-ibu sedang berjalan ke arah ku. Mungkin sebaya dengan ibu ku. Dengan sigap ku parkirkan motorku di hadapannya dan sambil mengeluhkan sesuatu yang ada di kaki ku. beliau hanya tertegun dan bertanya kenapa? Aku yang seperti kesurupan menaikkan legging ku ke atas hingga nampak lah kaos kaki yang berwarna cinamon yang ku kenakan. Ibu- ibu tersebut masih kebingungan tak berani berkata sepatah kata pun.
Sambil mencari penyebabnya aku terus berdoa agar Allah tidak mempermalukan ku di sini. Aku memohon ampun atas dosa-dosaku yang telah ku perbuat baik sengaja maupun tidak. Karena sejatinya semua manusia memiliki dosa apalagi diriku ini. Tiba-tiba seekor hewan mungil dan cute keluar dari legging ku. sekilas ku lihat seperti lebah madu, tapi entah lah. Yang pasti aku sangat bersyukur. Aku kembali menoleh ke arah kuburan yang sudah berada agak jauh namun masih terlihat dari arah ku berdiri. Mungkin kah?? Ah mana mungkin..
Pesan ku lakukanlah dosa tapi jangan disesali. Bila kiranya suatu hari Anda akan menyesalinya baik di dunia maupun di akhirat maka urungkan saja.
Salam wahai para penghuni alam barzah semoga kehidupan di sana damai dan sejahtera. kami pun akan meyusulmu pada saat waktunya telah tiba.[]
Lueng Putu, 30 Oktober 2024