Oleh: Muhammad Nizarullah
Di tengah kemajuan zaman yang pesat, sosok Raden Ajeng Kartini tetap menjadi simbol perjuangan perempuan Indonesia yang tak lekang oleh waktu. Setiap tanggal 21 April, kita memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan terhadap pejuang emansipasi wanita yang telah membuka jalan bagi kemajuan perempuan Indonesia. Namun, di balik perayaan yang seringkali ditandai dengan berbagai lomba dan pakaian tradisional, ada pertanyaan penting yang perlu kita renungkan: apa sesungguhnya makna perjuangan Kartini bagi perempuan masa kini? Apa saja yang bisa diterapkan oleh perempuan masa kini agar bisa menapaki jejak Kartini?
- Semangat Pendidikan yang Tak Pernah Padam
Kartini hidup di era yang sangat membatasi akses perempuan terhadap pendidikan. Melalui surat-suratnya yang kemudian dibukukan dalam “Habis Gelap Terbitlah Terang”, Kartini mengungkapkan keinginannya yang kuat untuk memperoleh pendidikan setinggi mungkin. Ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka wawasan dan memberdayakan perempuan.
Di masa sekarang, meskipun akses terhadap pendidikan formal telah jauh lebih terbuka bagi perempuan Indonesia, semangat belajar sepanjang hayat yang diteladankan Kartini tetap relevan. Perempuan masa kini dapat mengambil inspirasi dari kegigihan Kartini dalam menimba ilmu, meskipun di bawah keterbatasan. Dalam era digital, kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan diri semakin luas, baik melalui pendidikan formal maupun informal.
- Keberanian Melawan Arus
Melawan arus bukan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki saja. Justru adanya emansipasi wanita adalah bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Salah satu sifat mencolok dari Kartini adalah keberaniannya untuk mempertanyakan norma-norma sosial yang membatasi peran perempuan. Ia berani menentang sistem feodalisme dan poligami yang merugikan perempuan pada masanya. Di era modern, keberanian seperti ini masih sangat dibutuhkan. Perempuan masa kini perlu memiliki keberanian untuk mendobrak stereotip gender dan melawan berbagai bentuk diskriminasi yang masih tersisa di masyarakat kita.
Di dunia kerja, misalnya, perempuan masih kerap menghadapi hambatan seperti kesenjangan upah, “glass ceiling” dalam jenjang karir, dan stigma terkait keseimbangan antara pekerjaan dan peran sebagai ibu. Semangat Kartini mengajarkan kita untuk tidak menerima begitu saja ketidakadilan, melainkan berani menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan kesetaraan dengan cara-cara yang cerdas dan bermartabat.
- Menjaga Akar Budaya dalam Modernitas
Kartini memiliki pandangan yang unik tentang modernisasi. Ia tidak serta-merta menolak tradisi, tetapi juga tidak menerimanya secara membabi buta. Ia mengambil yang terbaik dari budaya Barat sambil tetap menghargai nilai-nilai luhur dari budayanya sendiri. Sikap kritis namun apresiatif terhadap budaya ini sangat relevan bagi perempuan Indonesia saat ini.
Di tengah arus globalisasi yang kian deras, perempuan Indonesia masa kini dapat mencontoh cara Kartini menyikapi perubahan: dengan keterbukaan pikiran namun tetap berpegang pada identitas kultural yang positif. Kita tidak perlu menolak kemajuan, tetapi juga tidak kehilangan akar budaya yang menjadi fondasi identitas kita.
- Menulis sebagai Bentuk Advokasi
Kata Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah.” Kartini adalah sosok penulis yang tak lekang dimakan zaman. Ia mengekspresikan pemikirannya melalui surat-surat yang ia tulis kepada sahabat-sahabatnya di Belanda. Melalui medium tulisan, ia menyuarakan aspirasi dan kritiknya terhadap kondisi sosial pada masanya. Di era digital, perempuan masa kini memiliki platform yang jauh lebih luas untuk menyuarakan pemikiran mereka, baik melalui media sosial, blog, atau karya kreatif lainnya.
Warisan Kartini mengingatkan kita akan kekuatan kata-kata dalam membawa perubahan. Perempuan masa kini dapat menggunakan kemampuan literasi mereka untuk mengadvokasi isu-isu penting, berbagi perspektif unik, dan menginspirasi perubahan sosial.
- Solidaritas Perempuan
Kenapa butuh solidaritas perempuan? Hak-hak perempuan seringbterabaikan oleh negara, mayoritas di dalam pemerintahan pun adalah laki-laki. Wanita seolah tersingkirkan dari kekuasaan. Kartini menyadari pentingnya solidaritas antar perempuan. Ia bermimpi mendirikan sekolah bagi anak-anak perempuan dan memberdayakan mereka melalui pendidikan. Semangat kepedulian dan solidaritas ini masih sangat diperlukan di masa sekarang.
Perempuan masa kini dapat mengambil inspirasi dari Kartini untuk saling mendukung dan memberdayakan sesama perempuan dalam perjalanan mereka menuju kesetaraan dan keadilan. Dalam konteks modern, solidaritas ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk: mentoring bagi perempuan muda, membangun jaringan profesional yang mendukung, atau terlibat dalam gerakan-gerakan yang memperjuangkan hak-hak perempuan.
Peringatan Hari Kartini bukan sekadar ritual tahunan atau nostalgia akan masa lalu. Hari ini kita memperingati hari Kartini. Lambang emansipasi wanita, lambang kekuatan wanita yang setara dengan laki-laki. Inilah momen untuk merefleksikan relevansi perjuangan Kartini dalam konteks kekinian. Semangat pendidikan, keberanian melawan arus, kearifan menyikapi perubahan budaya, kekuatan literasi, dan solidaritas perempuan adalah nilai-nilai timeless yang dapat kita petik dari sosok Kartini.
Perempuan Indonesia masa kini diundang untuk tidak hanya mengagumi Kartini dari kejauhan, tetapi juga menghidupkan kembali semangatnya dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, perjuangan Kartini akan terus hidup dan membawa perubahan nyata bagi masyarakat Indonesia yang lebih setara dan berkeadilan.
Perjuangan Kartini di masa lalu, bukan sebagai memori untuk dikenang sepanjang masa. Di masa sekarang, apa yang bisa diterapkan dari langkah yang sudah dipapah Kartini? Semangat Kartini yang dulunya bergelora, masihkan relevan dengan perempuan masa kini? Jadilah sosok Katini di masa modernitas ini, perjuangkan hak-hak wanita yang tertindas, beranilah dalam melawan ketidakadilan, dan bersinarlah perempuan Indonesia.[]