Viral Bukan Tujuan, tapi Bagaimana Kita Memberi Manfaat

Seutas Cerita Pendek hasil cakrawala pikir oleh Thasoedi (Guru MTs)

Matahari mulai tenggelam di ujung jalanan Kota Juang yang sibuk. Di antara deru mesin dan klakson kendaraan, seorang kakek berusia 70 tahun dengan jaket biru ojek online terlihat sedang menunggu pesanan. Namanya Kakek Slamet, tapi belakangan, netizen memanggilnya “Kakek Poligot” karena kemampuannya berbicara dalam lima bahasa: Indonesia, Inggris, Mandarin, Arab, dan Jawa. Namun, di balik senyum ramahnya, tersimpan sebuah rahasia yang membuatnya tetap bekerja di usianya yang tak lagi muda.

Setiap pagi, Kakek Slamet berangkat sebelum subuh. Ia shalat tahajud terlebih dahulu, lalu berdoa agar rezekinya lancar. Meski anak-anaknya sudah menawarkan untuk menanggung hidupnya, ia menolak. “Aku masih kuat, dan aku ingin mandiri,” katanya dengan tegas.

Suatu hari, seorang YouTuber bernama Rara memesan ojeknya secara tidak sengaja. Saat perjalanan, Rara terkejut ketika Kakek Slamet menjawab pertanyaannya dalam bahasa Inggris yang fasih. Rara pun penasaran dan mulai merekamnya.

“Kakek, kenapa bisa banyak bahasa?” tanya Rara.

Kakek Slamet tersenyum. “Dulu aku bekerja di kapal pesiar, lalu jadi guide turis. Tapi sekarang, aku cuma ingin cari uang buat biaya pengobatan istriku.”

Rara terhenyak. Ternyata, istri Kakek Slamet, Bu Maryam, sedang sakit ginjal dan membutuhkan cuci darah rutin.

Video Kakek Slamet menyebar seperti api. Dalam tiga hari, ia menjadi buah bibir di media sosial. Banyak orang memesan ojolnya hanya untuk sekadar berbincang atau memberinya tips. Sebuah perusahaan startup bahkan menawarinya pekerjaan sebagai penerjemah online dengan gaji besar. Namun, di puncak perhatian itu, musibah datang. Bu Maryam kondisinya drop dan harus segera dioperasi. Biayanya mencapai Rp 150 juta. Kakek Slamet panik. Uang tabungannya tak cukup.

Ia pun berdoa di tengah malam, “Ya Allah, aku pasrah. Jika ini ujian, beri aku kekuatan.”

Esok harinya, Rara datang ke rumah sakit dengan sebuah kejutan.

“Kakek, video Kakek sudah dilihat jutaan orang. Kami buka donasi online, dan alhamdulillah, terkumpul Rp 200 juta!”

Kakek Slamet tak kuasa menahan air mata. “Alhamdulillah… Ini rezeki dari Allah,” ujarnya sambil bersujud syukur. Tak hanya itu, sebuah Yayasan Pendidikan Bahasa menawarinya beasiswa untuk cucunya, sementara rumah sakit bersedia menanggung biaya perawatan Bu Maryam sepenuhnya.

Dua bulan kemudian, Bu Maryam sudah pulih. Kakek Slamet tetap bekerja sebagai ojol, tapi kini dengan misi baru: mengajar bahasa gratis untuk anak-anak kurang mampu di masjid dekat rumahnya.

Suatu sore, Rara datang mengunjunginya. “Kakek, sekarang Kakek lebih dari sekadar viral. Kakek inspirasi buat banyak orang,” katanya. Kakek Slamet tersenyum, matanya berbinar. “Alhamdulillah. Hidup ini singkat, Nak. Yang penting kita bisa bermanfaat untuk orang lain.”

Di kejauhan, adzan magrib berkumandang. Kakek Slamet segera bergegas ke masjid, sementara langit Kota Juang memancarkan cahaya jingga yang indah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *