Para ahli psikologi menyatakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar 21 hingga 30 hari untuk membentuk kebiasaan baru. Dengan durasi 29-30 hari, Ramadhan memberikan periode yang ideal untuk menanamkan kebiasaan positif yang dapat bertahan sepanjang tahun. Kebiasaan yang ingin dibangun unutk jangka panjang akan bisa diinvestasikan dalam bulan Ramadhan.
Kenapa harus dalam bulan Ramadhan? Pertama, Ramadhan mengekang nafsu lahir dan batin. Hanya amalan baik yang akan berhasil dilakukan di bulan Ramadhan. Kedua, dengan berpuasa keinginan untuk melakukan hal yang terutama menjurus ke spiritual akan semakin mudah jalannya.
Saya akan memberikan alasan logis kenapa investasi habit positif sangat efisien dan optimal jika dilakukan dalam bulan Ramadahan sebagai modal untuk melanjutkan habit itu sepanjang tahun.
Mulai dari sahur
Sahur yang kita lakukan sebelum terbit fajar, sebelum azan subuh dikumandangkan, akan membentuk habit positif bangun lebih awal untuk produktif sepanjang hari. Jika di bulan Ramadhan kita bangun untuk makan sahur, tahajud, dan membaca al-Qur’an, kita bisa melanjutkan hal yang sama di luar bulan Ramadhan dengan hal yang sama dan kemungkinan akan melakukan hal positif lainnya seperti lari pagi.
Shalat Subuh Berjamaah
Jika di bulan Ramadhan rutin melaksanakan shalat subuh secara berjamaah, usai Ramadhan berlalu, hal baik itu akan tetap menjadi habit yang berkelanjutan. Proses dari bangun hingga usai shalat subuh akan terus-menerus memompa endorfin dan dopamin untuk tetap meneruskan produktivitas ini.
Puasa sepanjang hari
Meskipun di luar Ramadhan tidak berpuasa sepanjang hari, tapi kita mampu menjaga agar tubuh tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang berat terutama gula. Kebiasaan yang telah terbentuk selama Ramadhan akan membawa dampak yang signifikan usai Ramadhan berlalu, karena kebiasaan tadi.
Tubuh tetap terhidrasi, badan tetap terjaga dengan kondisi yang fit, dan pikiran pun mampu dikendalikan karena telah terlatih sejak Ramadhan. Jika kita mampu menahan diri dari makanan dan minuman selama berpuasa, kita juga dapat menerapkan pengendalian diri yang sama dalam mengatur pola makan, mengelola emosi, atau menahan diri dari kebiasaan buruk setelah Ramadhan berakhir.
Banyak Muslim yang rutin melaksanakan puasa sunnah pada hari Senin dan Kamis atau puasa di bulan Syawal setelah Ramadhan. Ini merupakan contoh nyata bagaimana kebiasaan baik di bulan Ramadhan dapat dilanjutkan ke bulan-bulan lainnya.
Shalat Tarawih: Membangun Konsistensi Ibadah
Shalat tarawih yang dilaksanakan setiap malam selama Ramadhan melatih kita untuk konsisten dalam beribadah. Konsistensi ini dapat ditransfer ke ibadah-ibadah lainnya sepanjang tahun. Misalnya, kebiasaan melaksanakan shalat berjamaah di masjid, atau shalat tahajud di sepertiga malam terakhir dapat terus dilanjutkan setelah Ramadhan.
Momentum spiritual yang dibangun selama tarawih dapat menjadi pengingat untuk tetap menjaga semangat ibadah di bulan-bulan lainnya. Banyak Muslim yang berhasil mempertahankan kebiasaan shalat malam atau shalat sunnah lainnya berkat konsistensi yang dibangun selama Ramadhan.
Sedekah dan Kepedulian Sosial
Ramadhan juga mengajarkan kita untuk bersedekah dan peduli terhadap sesama. Kebiasaan berbagi dan membantu orang lain ini seharusnya tidak berhenti ketika Ramadhan berakhir. Dengan mempertahankan semangat berbagi sepanjang tahun, kita tidak hanya membantu orang lain tetapi juga memperkaya kehidupan spiritual kita sendiri.
Bukan hanya untuk kehidupan spiritual kita sebenarnya. Dalam ilmu matematika sedekah, diajarkan bagaimana rumus 1:10 dalam ekonomi kita. Sepuluh ribu kita sedekahkan akan kembali kepada oarang yang mensedekahkan sebanyak 100 ribu. Bukan hanya bersifat pahala, tetapi juga berupa hasil nyata yang kita dapatkan. Buktikan sendiri!
Menjaga Momentum Spiritual Pasca Ramadhan
Untuk memastikan kebiasaan baik yang dibentuk selama Ramadhan dapat bertahan, kita perlu menjaga momentum spiritual. Beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Mulai dengan target kecil namun konsisten
- Bergabung dengan komunitas yang mendukung kebiasaan positif
- Mencatat dan mengevaluasi perkembangan spiritual secara berkala
- Mengingatkan diri tentang manfaat jangka panjang dari kebiasaan baik tersebut
Ramadhan bukan hanya bulan untuk beribadah secara intensif, tetapi juga merupakan kesempatan emas untuk membangun kebiasaan positif yang dapat bertahan sepanjang tahun. Dengan memanfaatkan momentum spiritual Ramadhan, kita dapat mentransformasi kehidupan kita menjadi lebih baik, tidak hanya selama satu bulan tetapi sepanjang tahun. Jadikan Ramadhan sebagai investasi habit untuk perubahan positif yang berkelanjutan dalam kehidupan kita.[]