Lawan Perundungan untuk Menjaga Peradaban

Oleh Azmi Abubakar, Lc, M.H

Kemuliaan manusia sebagai ciptaan Allah SWT disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Kemuliaan ini seharusnya mendorong manusia untuk saling berkasih sayang, bukan untuk merendahkan atau merundung sesama, baik yang lebih besar maupun lebih kecil.    Dalam Islam, kemuliaan manusia adalah bagian tak terpisahkan dari ajaran yang memuliakan seluruh umat manusia. Oleh karena itu, menjaga martabat dan saling menghormati adalah inti dari keberadaban manusia.  

Menghindari perundungan adalah bagian dari menjaga kemuliaan manusia. Di hadapan Allah SWT, semua manusia setara; yang membedakan hanyalah ketakwaan. Perundungan, baik fisik maupun mental, tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga mencederai kemuliaan yang telah Allah anugerahkan kepada manusia.Sebaliknya, memuliakan sesama mendatangkan keberkahan dan kasih sayang Allah. Kemuliaan ini diabadikan dalam firman Allah dalam Surah Al-Isra ayat 70:

  وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا  

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS Al-Isra: 70).

Ibn Katsir menjelaskan ayat di atas dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim:  

يخبر تعالى عن تشريفه لبني آدم وتكريمه إياهم في خلقه لهم على أحسن الهيئات وأكملها كما قال لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم [ التين 4 ] أي يمشي قائما منتصبا على رجليه ويأكل بيديه وغيره من الحيوانات يمشي على أربع ويأكل بفمه وجعل له سمعا وبصرا وفؤادا يفقه بذلك كله وينتفع به ويفرق بين الأشياء ويعرف منافعها وخواصها ومضارها في الأمور الدنيوية والدينية

Artinya: “Allah Ta’ala mengabarkan tentang kemuliaan dan penghormatan-Nya kepada manusia dengan menciptakan mereka dalam bentuk yang paling baik dan sempurna, sebagaimana firman-Nya, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Al-Qur’an, Surah At-Tin ayat 4).  

Maksudnya, manusia berjalan tegak di atas kedua kakinya dan makan dengan kedua tangannya, sementara binatang-binatang lain berjalan dengan empat kaki dan makan dengan mulut mereka.  Allah juga memberikan manusia pendengaran, penglihatan, dan hati agar mereka dapat memahami, mengambil manfaat, membedakan berbagai hal, serta mengetahui manfaat dan bahaya dalam urusan dunia maupun agama.” (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, [Lebanon: Darut Thayyibah, 2002], jilid V, halaman 98).

Dari keterangan di atas, tampak jelas bahwa manusia diciptakan dengan kemuliaan luar biasa. Oleh karena itu, perundungan, dalam bentuk apapun, tidaklah pantas dilakukan terhadap sesama manusia. Baca Juga Khutbah Jumat: Islam Melarang Bullying atau Perundungan   Sebaliknya, dengan anugerah kemuliaan ini, manusia seharusnya terus mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan saling memuliakan satu sama lain, sebagai bentuk syukur atas nikmat-Nya.   Tidak hanya dari Al-Qur’an, Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya memperlakukan sesama dengan penuh kasih sayang dan kehormatan. Dalam khutbah haji wada’, beliau bersabda:  

أيها الناس اسمعوا قولي واعقلوه، تعلمن أن كل مسلم أخ لمسلم فلا يحل لامرئ من أخيه إلا ما أعطاه عن طيب نفس، فلا تظلمن أنفسكم  

Artinya, “Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku dan pahamilah. Ketahuilah bahwa setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, dan tidak halal bagi seseorang mengambil sesuatu dari saudaranya kecuali dengan kerelaan hati. Maka, janganlah kalian saling menzalimi.” (Ash-Shalihi Asy-Syami, Sabilul Huda war Rasyad fi Sirati Khairil Ibad, [Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, 1993], jilid VIII, halaman 468).  

Perundungan, sebagai bentuk kezaliman, merusak hubungan antar manusia dan menggerogoti nilai-nilai keadilan serta kasih sayang yang diajarkan oleh Islam. Sebagai umat yang dimuliakan, kita harus menolak segala bentuk kezaliman, termasuk perundungan, dan berkomitmen untuk menjaga martabat sesama.   Sejarah Islam mencatat banyak contoh yang menunjukkan bagaimana para pemimpin Muslim menjaga nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu contoh terbaik adalah Sultan Muhammad Al-Fatih saat menaklukkan Konstantinopel.    Meski muncul sebagai pemenang, ia tetap menjaga kehormatan pihak yang kalah, tidak membunuh anak-anak, orang tua, atau wanita, serta tidak merusak tanaman yang bisa dimakan. Ia memimpin perang dengan menjunjung tinggi akhlak Islam, memperlakukan pihak yang kalah dengan kasih sayang dan keadilan (Muhammad As-Salabi, As-Sultan Muhammad Al-Fatih, [Beirut: Maktabah Al-Asiriyyah, 2010], halaman 113).

Kisah ini memperlihatkan bahwa Islam mengajarkan penghormatan terhadap manusia bahkan dalam kondisi peperangan sekalipun. Memuliakan sesama adalah bagian dari menciptakan peradaban yang luhur.   Di sisi lain, sejarah juga mencatat kekerasan yang dialami para ulama. Imam Abu Hanifah, salah satu ulama besar, pernah dicambuk sebanyak 110 kali karena menolak jabatan qadhi. Kisah ini menunjukkan bahwa perundungan dan kekerasan, dalam bentuk apapun, telah ada sejak lama dan sering kali menimpa mereka yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran (Al-Khatib Baghdadi, Tarikh Madinatus Salam, [Beirut: Dar Al-Gharbul Islami, 2001], jilid XIII, halaman 328).  

Dari berbagai kisah ini, kita dapat menarik pelajaran bahwa perundungan dan kekerasan adalah penyakit sosial yang merusak tatanan kehidupan. Bahkan, peradaban besar pun akan rapuh jika warganya tidak saling memuliakan dan menghormati.   Sebaliknya, peradaban yang kuat lahir dari rasa saling menghormati dan kasih sayang. Jika perundungan dibiarkan, kita bukan hanya melukai individu, tetapi juga meruntuhkan peradaban yang kita bangun bersama.   Menghormati hak dan martabat setiap individu adalah jalan untuk menjaga keutuhan dan kejayaan peradaban manusia. Hanya dengan menolak segala bentuk perundungan dan kezaliman, kita dapat menciptakan dunia yang penuh dengan kedamaian, keadilan, dan kemuliaan. Wallahu a’lam.  

*Tulisan ini telah dimuat di Nu. Online: https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/lawan-perundungan-untuk-menjaga-peradaban-JHWyh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *