Mengisi Tahun Baru dengan Semangat Hijrah

Oleh: Azmi Abubakar, Lc, MH

Pengajar Sejarah Islam di Dayah Jeumala Amal

Tanpa terasa kita sudah berada di tahun baru 1446 Hijriah, sudah seyogyanya kaum muslimin mengambil pelajaran dari berputarnya waktu,  mengisi waktu dengan iman dan amal salih.  Pada hakikatnya waktu terus berputar dan umur kita semakin berkurang. Dimana setelah bulan Zulhijjah lalu, sebagai  bulan ibadah haji sebagai penutup tahun 1445 H, disusul dengan tahun baru Hijriah, artinya para jamaah haji pasca kepulangannya  memulai  hidup baru di tahun baru, begitu juga dengan semua kaum muslimin mesti memulai hidup baru dengan semangat baru, mengisi hidup dengan iman dan meningkat kualitas iman dan taqwa. Allah Swt berfirman:

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

Artinya: “Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya, Kami mengembalikannya dalam penciptaan. Maka tidakkah mereka berpikir?” (Surah Yasin Ayat 68).

Ibnu Jarir al-Thabari dalam kitabnya al-Jami’ fi Ta’wil al-Qur’an hal 549  menerangkan bahwa ayat di atas merupakan gambaran atas siklus kehidupan manusia. Bagi orang-orang yang dipanjangkan umurnya, maka ia akan dikembalikan keadaannya seperti waktu bayi dan kanak-kanak karena lemah dan pikun. Jadilah ia tidak mengetahui apa-apa meskipun ia sebelumnya telah banyak pengalaman dan pengetahuan.

Hijrah merupakan tradisi para Nabi-Nabi seperti Nabi Ibrahim hijrah dari Iraq menuju Syam lalu ke Mesir. Nabi Musa juga tinggal di tempat yang baru setelah selamat dari pengejaran Firaun. Allah Swt berfriman:

فَاٰمَنَ لَهٗ لُوْطٌۘ وَقَالَ اِنِّيْ مُهَاجِرٌ اِلٰى رَبِّيْۗ اِنَّهٗ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Artinya: “Maka, Lut membenarkan (kenabian Ibrahim). Dia (Ibrahim) pun berkata, “Sesungguhnya aku berhijrah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana. (Surah al-Ankabut ayat 26).

Begitu halnya Rasulullah Saw mempersiapkan tempat untuk hijrah yaitu Madinah, setelah Baiat Aqabah satu dan dua bersama anak-anak muda dari Madinah. Proses hijrah ini adalah bagian dari usaha memindahkan pengembangan dakwah dari Mekkah ke Madinah, wal hasil Islam mendapat kemenangan. Rasul berhasil menyatukan kaum muslimin, mempersatukan Muhajirin dan Ansar, menguasai ekonomi di Madinah, kemenangan perang pasca hijrah yang dilanjutkan dengan menyebarnya Islam. Allah swt berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَاۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرً

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi dirinya, mereka (malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang tertindas di bumi (Makkah).” Mereka (malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di sana?” Maka, tempat mereka itu (neraka) Jahanam dan itu seburuk-buruk tempat kembali. (Surah an-Nisa ayat 97).

Dalam berhijrah diperlukan sifat amanah dan jujur sebagaimana Rasulullah dalam hijrahnya telah menyiapkan starategi yang matang dengan  memerintahkan  sayyidina Ali  tidur di tempat Rasulullah,  ini adalah  Amanah  besar yang diemban sayyidina Ali.  Begitu halnya  Sayyidah Asma yang bertugas mengantarkan makanan ke gua Tsur sebagai tempat persembunyian Rasulullah Saw sebelum  menuju ke Madinah. Selanjutnya Rasulullah ditemani oleh sahabat  Abubakar yang bergelar siddiq, pemilik sifat jujur dan benar.  Dalam Al-Quran Allah Swt berfirman :

اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ فَاَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلَيْهِ وَاَيَّدَهٗ بِجُنُوْدٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا السُّفْلٰىۗ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِيَ الْعُلْيَاۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Artinya: “Jika kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad), sungguh Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah), sedangkan dia salah satu dari dua orang, ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka, Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Nabi Muhammad), memperkuatnya dengan bala tentara (malaikat) yang tidak kamu lihat, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu seruan yang paling rendah. (Sebaliknya,) firman Allah itulah yang paling tinggi. Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana.” (Surah at Taubah ayat 40).

Dalam ayat ini Allah menyebut sabahat terdekat Nabi dengan tsaniyasnaini,  Beberapa tahun kemudian, Rasulullah kembali ke Mekkah dalam  peristiwa Fathul Mekkah dengan membawa pasukan muslimin sebanyak sepuluh ribu pasukan. Sebuah kemenangan yang luar biasa, hijrah yang dilakukan karena Allah dengan amanah dan kejujuran telah memenangkan dan menyelamatkan kehidupan kaum muslimin. Syekh Ibnu Athaillah  dalam Al-Hikam  menjelaskan:  

aانْظُرْ إِلَي قَوْلِهِ صَلَّيِّ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَي اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَي اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَي دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَي مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ فَافْهَمْ قَوْلَهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ وَتَأَمَّلْ هَذَا

Artinya, “Perhatikanlah sabda Rasulullah SAW, ‘Siapa saja yang berhijrah kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Tetapi siapa yang berhijrah kepada dunia yang akan ditemuinya, atau kepada perempuan yang akan dikawininya, maka hijrahnya kepada sasaran hijrahnya.’ Pahamilah sabda Rasulullah Saw ini. Renungkan perihal ini bila kau termasuk orang yang memiliki daya paham.”

Hijrah juga  telah membentuk sahabat menjadi orang-orang terbaik, dari mereka Islam menyebar sebagai agama yang rahmatal lil alamin. Dalam berhijrah ini.  Rasulullah berwasiat kepada kita dalam kitab Sunan al Kubra:

وَالْمُهَاجِرُ مِنْ هَجَرِ مَا نَهِيَ اللَّهُ عَنْهُ(رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

Artinya: “Dan orang yang berhijrah adalah orang yang telah meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah. (HR. Imam Al-Bukhari).”

Semoga kita mampu mengisi tahun baru 1446 Hijriah ini dengan lebih baik 1446 H, semoga Allah memudahkan segala urusan kita, Amin ya Rabbal Alamin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *