Muharram dan Sebongkah Hikmah

Oleh: Khairul Walidin

Bulan ini bukan hanya menandai permulaan tahun baru dalam Islam, tetapi juga sarat dengan peristiwa sejarah penting dan petikan hikmah yang bisa dijadikan inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

Hikmah yang bisa dipetik dari bulan Muharram menjadi momentum yang tepat bagi pemuda untuk merenungkan peristiwa lama, guna menginspirasi jiwa dalam membangun bangsa dan negara dibawah pandu keteladanan Sang idola. Hijrahnya Nabi Muhammad saw. disebabkan  kerana penduduk kota Mekkah tidak menerima ajaran Islam. Lalu, dengan keteguhan hati, Rasulullah hijrah ke kota Yastrib guna mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Rasulullah mengajarkan solidaritas dan sikap saling tolong-menolong dalam membangun hubungan yang harmonis antar sesama.

Jauh setelah itu, terjadi peperangan yang tak adil dan menjadi sejarah sedih sepanjang peradaban. Kelompok Imam Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad saw. yang terjadi didekat sungai Efrat, Iraq, berlangsung operasi militer yang dikerahkan oleh Yazid bin Muawwiyah untuk melakukan penyerbuan sekitar 30.000 pasukan yang dipimpin oleh Umar bin Sa’ad. Mereka menyerang kelompok Imam Husain.

Beberapa sejarah menulis jumlah mereka sekitar 70 syuhada. Peperangan yang sangat mengayat hati kaum Muslimin, dengan jumlah yang tak sesuai. Saat berperang, beliau bergumam “Hasbunallah wani’mal wakil,” Hanya Allah pelindungku. Cucu kesayangan nabi terbunuh dan dibantai secara kejam di daerah bernama Karbala, Iraq. kejadian ini menjadi peristiwa penting dalam khazanah islam. Sikap Kepahlawanan dan Pengorbanan Tragedi Karbala mengajarkan keberanian dan perjuangan melawan tirani dan keadilan.

Nun jauh disana, penuh tangis haru dalam bulan Muharram dilengkapi dengan terbebasnya Nabi Yusuf a.s. dari sempitnya penjara Mesir. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh a.s. di Gunung Zuchdi setelah berlayar 150 hari dalam banjir besar yang menimpa seantero dunia tanpa tersisa. Dibalik cerita tersebut tersimpan kenangan Nabi Yunus a.s. terselamatkan dari perut ikan paus setelah berdiam diri memohon ampun selama tiga hari tiga malam.
kisah kisah ini mengandung banyak pelajaran yang bisa kita petik hikmah yang amat banyak.
Ketauhidan sangat penting dalam roda pilar kehidupan dunia yang sesaat,
jika bukan kepada Allah kita bergantung justru kepada siapa lagi?
اللهُ الصَّمَد(الإخْلَص:٢) “Hanya kepada Allah tempat bergantung.”

Pada bulan Muharram pula terjadi kekejaman tentara Fir’aun terhadap umat Nabi Musa a.s. demi menghilangkan kebatilan Fir’aun, Nabi Musa rela dikejar oleh tentara fasiq itu, hingga terjebak diantara lautan yang luas seolah tanpa pertolongan. Mukjizat yang terhampar itu membuat mata yang melihatnya tercengang, seakan melihat kiamat telah tiba. Bala tentara bingung bukan kepalang. Peristiwa luar biasa itu terjadi tak lain pada bulan yg akan kita sambut ini. Asyura, bulan Muharram 61 Hijriah.

Betapa hebat Raja-raja terdahulu yang mengutamakan keridhaan Tuhan dari pada makhluk yg tak pernah puas akan kenikmatan, betapa Tinggi orang-orang yang dekat dengan-Nya. Derajat Umar bin Abdul Aziz masih terdengar hangat sepanjang sejarah kepemimpinan, ia mampu membasmi kemiskinan masyarakat dalam waktu sekejap. Mereka tunduk adil kepada aturan agama sehingga lampu dimatikan ketika anaknya membahas tentang keluarga kerana lampu disalurkan dengan dana pemerintah, Namanya tercatat sebagai Raja yang ahli zuhud.

Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa aturan Islam itu sebuah bentuk kemunduran. Jika kita meneliti lebih jauh, Dinasti Mamalik (Mamluk) mampu menyelamatkan dunia dari ganasnya serbuan Mongol dan Tartar. Atau lebih jauh lagi ke belakang saat Dinasti Abbasiyyah menguasai separuh dunia. Dalam bidang keilmuan, ketika ulama Arab seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Alkhawarizmi, Ibnu Jabir, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dan lain-lain, mengajarkan tentang ilmu kedokteran, farmasi, arsitektur, falak dan sastra dll. Dalam bidang politik, Abdurrahman ad-Dakhil bersama pasukannya berhasil menaklukkan Italia dan Prancis. Pun demikian saat Umar bin Khatab menguasai banyak khazanah keilmuan di dunia ini.

Pada masa khalifah Al-Mu’tashim dalam hal kehormatan, ketika seorang Yahudi kafir memperlakukan seorang muslimah dengan semena-mena hingga terlepas baju abayanya sampai ia berteriak histeris, Khalifah mengirim pasukan untuk membalas apa yang dilakukannya dan mengusir orang Yahudi dari negaranya. Sementara hari ini, para muslimah diperkosa sedangkan pemimpin negeri muslim hanya diam tak bisa berbuat apa-apa. Kita bisa mengambil pelajaran kembali saat kaum muslimin membangun universitas pertama di Spanyol yang menggemparkan Eropa kala itu. Sejak saat itu, pakaian jubah longgar besar dari Arab itu menjadi pakaian wisuda hampir semua universitas dunia. Dibagian atasnya ada topi yang datar dimana dahulu dijadikan tempat meletakkan Al Quran saat acara wisuda.

Islam menjadi puncak peradaban saat Kairo menjadi kota paling indah di dunia. Ketika 1 Dinar Iraq setara dengan 483 Dolar, disaat orang-orang melarikan diri dari Eropa yang dilanda kemiskinan dan pergi menyelamatkan diri menuju Alexandria (di Mesir). Atau ketika Amerika meminta bantuan Mesir untuk menyelamatkan Eropa dari kelaparan. Sungguh kita sudah melupakan sejarah Islam yang pernah menguasai peradaban,

“orang-orang yang tinggi derajat disisi Allah lebih Mulia dibanding manusia yang mengharapkan pujian semata.” Melalui tulisan ini mari kita sambut Tahun Baru Islam 1446 H dengan semangat baru wahai pemuda generasi bangsa.[]

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *