Oleh: Muhammad Fawwaz
Kelas: XI MIA 1
Gempur…
Titah seorang pria tua
Hingga tak sisakan jejak
Bedebah lari tunggang-langgang
Tinggalkan derita yang dalam
Sepucuk harapan kini muncul
Diufuk timur mentari terbit
Mungkinkah ada secuil harapan?
Yang ingin ku kenang dalam-dalam
Atau pun hanya sekedar gurauan
Gempur…
Perintah seorang pria beruban
Ajari dia tuk mengenal siapa kita
Para laskar pejuang mimpi
Pejuang cinta dan cita yang murni
Takbir dan tahlil jadi saksi
Gempur…
Kata orang yang telah lama menghirup lara
Ucapannya berisi berisi sumbu yang memercikkan semangat
Pasukan membabi buta
Siap membumi hanguskan
Pendirian sana
Mampukah kita?
Kanapa dahulu tertunduk-tunduk? Sesaslku
Sudah cukup cakrawala tergenag!
Oleh air bah khianat dan dusta
Berhenti menoleh!
Terus genggam dan hunus
Tak usah kisahkan luka
Tulang-berulang hanya remuk
Peluru ria menari-nari
Berdansa menerkam asa
Menelantarkan trauma
Yang diasuh oleh dendam panjang tak berujung
Bukan damai tapi menang!
Gempur…
Titah pria yang layu
Senyumnya mulai beku
Kau tak boleh redup, katanya sebab kau “Santri”.[]