Muhasabah  dari Musibah Tsunami

Oleh: Azmi Abubakar, Lc, MH

Gelombang Tsunami menyapu pesisir Aceh pasca gempa dangkal berkekuatan M 9,3 yang terjadi di dasar Samudera Hindia. Gempa yang terjadi ini disebut ahli sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah ada dalam sejarah.Tercatat tidak kurang dari 53 negara yang telah berkontribusi untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh setelah bencana.

Mari kita renungkan bahwa musibah Tsunami ini  merupakan takdir dari Allah SWT.  Allah Swt berfirman dalam Surat at Taghabun ayat 11:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ  
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Musibah Tsunami juga untuk  menguji kesabaran manusia sekaligus mengingatkan bahwa Allah-lah yang Mahakuasa. Mari kita renungkan ayat Allah Surat al-Baqarah ayat 156
 ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ  
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innâ lillaâahi wa innâ ilaihi râji’ûn” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).

Rasulullah menganjurkan untuk tetap bersabar jika tertimpa musibah.  Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ صُهَيْبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya:  “Dari Shuhaib, ia berkata. Rasulullah Saw. bersabda: Sungguh menakjubkan perkara kaum mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah kebaikan, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang yang beriman. Jika ia dianugerahi nikmat, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa musibah, ia bersabar maka itu juga baik baginya.”(HR. Muslim).

Dari musibah Tsunami ini mesti kita ambil hikmah bahwa manusia adalah  makhluk lemah yang membutuhkan  Allah. Agama inilah yang menyebabkan kita menjadi mulia. Suatu hari Amirul Mukminin Umar bin Khattab berkata, Dulu kita hina, tidak ada apa-apanya, sekarang Allah telah memuliakan kita dengan Islam. Kalau mau mencari kemuliaan selain dengan Islam, maka Allah akan menghinakan kita.

Muhasabah terhadap  musibah Tsunami seyogyanya menyadarkan kita kembali sebagai hamba Allah untuk terus semangat beribadah kepadaNya.
Rasulullah Saw bersabda:
لاَ يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلاَّ الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ، حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ ﷺ
Artinya: Tidak datang kepadamu zaman kecuali yang datang sesudahnya lebih jelek dari sebelumnya, sampai kalian bertemu Rabb kalian. Aku mendengarnya langsung dari Nabi kalian Saw. (Shahih al-Bukhari).

Imam Al Hafizh Ibn Hajar dalam Fathul-Bari memberikan penjelasan sahabat Ibn Mas’ud RA berkaitan maksud hadits tersebut:
أَمْسِ خَيْرٌ مِنَ الْيَوْمَ وَالْيَوْمَ خَيْرٌ مِنْ غَدٍ وَكَذَلِكَ حتَّى تَقُوْمَ السَّاعَةُ
Artinya: Kemarin lebih baik dari hari ini, dan hari ini lebih baik dari hari esok. Demikianlah berlangsung sampai datangnya kiamat.

Peristiwa Tsunami mesti  menjadikan muslimin  untuk terus memakmurkan bumi ini dengan kebaikan. Ada tanggung jawab yang diemban kaum muslimin terhadap agama ini. Tanggung Jawab  itulah yang dulunya  telah dilaksanakan oleh Khulafaur Rasyidin dan para tabi’in sehingga mengantarkan kejayaan dan keberkahan kepada kaum muslimin. 
Rasulullah  Saw bersabda:
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ.
Artinya: Orang beriman terhadap orang beriman lainnya bagaikan satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan. Dan beliau (mendemontrasikannya dengan cara) menyilangkan jari jemari beliau”. (HR. Bukhari).

Hadist ini menganjurkan kita untuk saling  peduli sesama kaum muslimin. Musibah Tsunami telah membuka mata dunia untuk saling peduli, bahkan tidak hanya hubungan keimanan (ukhwah imaniyah) saja tetapi juga hubungan kemanusiaan  (ukhwah insaniyah).

Banyak Masjid  yang utuh dari peristiwa Tsunami  di Aceh. Seyogyanya  hal ini menyadarkan kita untuk terus membangun spirit ibadah dengan memakmurkan masjid.  Semoga Allah meridhai dan memberikan  kemudahan dalam setiap urusan kita. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *