25th Jambore Dunia Korea Selatan

Oleh: Khairan Rafi

Jejak Perjalanan

Napak tilas perjuangan dan petualangan saya from Aceh to Korea. tak terbayangkan olehku sebelumnya, seorang anak desa sepertiku, yang belum pernah naik pesawat, akhirnya bisa ke luar negeri, dalam rangka mengikuti Jambore Pramuka Dunia ke 25 di Korea Selatan. Semua ini anugerah terindah dari Tuhan YME. Jambore Pramuka Dunia 2023 tahun ini digelar di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan pada 1-12 Agustus 2023.

Jambore Pramuka ini adalah pesta pramuka setiap empat tahun sekali yang mengumpulkan pramuka muda dari seluruh dunia. Jambore Dunia juga menjadi sarana pendidikan transformatif yang berfokus untuk belajar tentang perbedaan dan persatuan dari berbagai budaya serta suku bangsa dari seluruh dunia.

Tes dan Seleksi

Untuk mendapatkan tiket ke jambore dunia ini sebelumnya kami harus mengikuti sejumlah seleksi yang berlangsung ketat dan sengit. Diantaranya tes tulis dan wawancara bahasa inggris seputar pramuka, tidak terkecuali tes samapta (Tes fisik dan PBB) juga tes wawasan keagamaan juga turut diikutsertakan.

Setelah mengikuti berbagai tes personal, panitia seleksi membentuk FGD (Forum  Group Discussion) untuk mengetes kecakapan bahasa inggris dan teknik problem solving para peserta. Pengumuman kelulusan berlangsung di hari akhir acara. Akhirnya, saya lulus beserta 19 peserta lainnya termasuk perempuan kawan satu sekolah saya dari Dayah Jeumala Amal Kasratul Amalia.

Tahun ini Indonesia memberangkatkan 1.500 lebih peserta dari seluruh provinsi. Alhamdulillah menjadi sebuah kebanggan dapat dipercaya menjadi wakil Aceh dan Indonesia ke event bergengsi Internasional tersebut.

Training Center

Langkah demi langkah proses administrasi sebelum keberangkatan kujalani dan kulengkapi sebaik mungkin. Mulai dari pengurusan paspor, visa, ijazah sekolah, KTP, surat izin sekolah, dll. Tak hanya itu, beberapa bulan sebelum berangkat pihak pramuka kwartir daerah mengadakan TC (Training Center) sebagai persiapan mental, fisik dan kemampuan di bidang pramuka.

Hingga satu tahun kemudian tepatnya tanggal 31 juli 2023 kami berangkat ke korea. Perjalanan yang cukup panjang dari Aceh-Medan-Singapore setelah transit di beberapa bandara, perjalanan ke korea selatan memakan waktu selama 7 jam perjalanan.

Setiba disana kami dibuat takjub dengan berkumpulnya pramuka-pramuka seluruh dunia di perkemahan Saemangeum, Korea Selatan yang diikuti lebih dari 43.000 peserta dari 150 negara di seluruh dunia

Hari Pertama

Sesampainya di Korea Selatan, kami langsung merasakan kehangatan sambutan dari panitia lokal. Kami diajak berkenalan dengan peserta dari negara lain dan berbagi cerita tentang negara kami. Kami juga menjelajahi tempat-tempat indah di sekitar lokasi Jambore, saling bertukar pengalaman, dan membangun persahabatan yang erat.

Cuaca pagi itu begitu menyenangkan ketika kami para peserta Jambore Dunia yang bersemangat, mendarat di bandara Incheon, Korea Selatan. Lengkap dengan pakaian seragam kami langsung merasakan hembusan udara segar dan sedikit dingin yang menyegarkan. Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk beradaptasi disana. Kami benar-benar telah memasuki dunia yang berbeda.

Opening Ceremony

Pada malam yang ditunggu-tunggu, cahaya bulan menggantikan matahari yang tenggelam di cakrawala, mengawali perhelatan spektakuler Jambore Dunia di Korea Selatan. Opening ceremony yang mewah dan megah ini menciptakan tontonan yang mengagumkan, sekaligus mengundang decak kagum dari seluruh peserta dan penonton yang hadir.

Di pusat panggung yang dirancang dengan detail artistik, terbentang permadani megah yang dipenuhi motif-motif tradisional Korea yang indah dengan simbol-simbol Jambore Dunia. Panggung ini dihiasi dengan warna-warna gemilang yang mencerminkan keberagaman budaya yang hadir dalam acara ini.

Cahaya sorotan yang terang benderang menyala, mengarahkan pandangan ke arah panggung. Langit malam yang gelap seolah memudar saat layar besar di belakang panggung bercahaya, memperlihatkan pemandangan indah Korea Selatan yang kaya akan sejarah dan modernisasinya. Suara gemuruh tepuk tangan dan sorakan meriah pun bergema, mengisyaratkan dimulainya acara yang ditunggu-tunggu.

Dari balik panggung muncul kelompok seniman Korea dalam pakaian tradisional Hanbok yang memukau. Mereka memainkan alat musik tradisional seperti gayageum dan haegeum, menciptakan harmoni yang merdu dan menggetarkan hati. Tarian tradisional yang indah diiringi musik kontemporer menggambarkan perpaduan antara warisan budaya dan inovasi modern. Juga menggambarkan semangat Jambore Dunia yang membawa bersamaan pemuda dari seluruh penjuru dunia.

Sorotan beralih ke langit saat kembang api megah meletup di udara. Cahaya warnanya yang mempesona menciptakan ilusi di langit malam, pemandangan yang tak terlupakan. Musik menggema dengan semarak yang semakin menggelora, memacu adrenalin dan semangat persatuan di antara peserta.

Tak kalah penting, para pemimpin dan perwakilan dari berbagai negara muncul di atas panggung, mengenakan pakaian tradisional mereka yang berwarna-warni. Mereka membawa bendera-bendera negara mereka dengan bangga, sambil berjalan merentangkan langkah ke depan untuk menghormati momen bersejarah ini. Dengan penuh harapan dan semangat, mereka berkumpul sebagai satu komunitas global yang kuat.

Acara tersebut mencapai puncaknya dengan pidato pembukaan oleh perwakilan dari pemerintah Korea Selatan dan World Scout Committee. Pidato ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas budaya dan generasi dalam membangun masa depan yang lebih baik. Pesan persatuan dan perdamaian di dalam pidato tersebut tercermin dalam pertukaran lambaian tangan dan senyuman hangat antara para pemimpin dunia yang hadir.

Dengan kilauan megah dan hiburan yang mengesankan, opening ceremony Jambore Dunia di Korea Selatan berakhir dengan pesta kembang api yang menggambarkan harapan dan semangat dari seluruh peserta. Acara ini bukan hanya sekadar perhelatan, tetapi juga sebuah perayaan atas keberagaman dan persahabatan global yang terus berkembang di antara generasi muda.

Kemewahan dan kemeriahan opening ceremony ini akan tetap terukir dalam kenangan setiap peserta, menjadi sumber inspirasi untuk menjalani petualangan dalam Jambore Dunia yang tak terlupakan.

Misi Menjelajah Seoul

Seoul, ibu kota Korea Selatan, menanti kami pada hari ketiga. Dibagi menjadi tim-tim kecil, kami mengikuti misi jelajah yang menyenangkan dengan menggunakan transportasi umum. Setiap tim diberi daftar tempat ikonik yang harus ditemukan, dari Istana Gyeongbok hingga Gangnam District. Tidak hanya kami yang mengeksplor kota ini dengan berjalan kaki, tetapi juga dengan naik subway yang ramai penumpang.

Hari selanjutnya adalah tentang memahami sejarah dan budaya Korea Selatan. Kami mengunjungi museum-museum yang menampilkan warisan dan tradisi yang kaya. Seperti, Museum Nasional Korea. Di sana, kami terpesona oleh koleksi seni, artefak bersejarah, dan juga keramahan pemandu wisata kami yang menjelaskan segala hal dengan penuh antusiasme.

Selama Jambore, kami mengikuti berbagai kegiatan yang menguji keterampilan, kerjasama, dan keberanian kami. Mulai dari tantangan outdooring yang memacu adrenalin, hingga lokakarya budaya Korea Selatan yang mendalam. Setiap aktivitas menjadi kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama

Setelah beberapa hari disana, panitia Jambore mengadakan kegiatan Culture Day. dimana semua unit dari setiap negara diminta untuk memperkenal budaya dari daerah masing-masing. Dan dapat berkunjung ke tenda atau camp negara lain.

Seperti biasanya, kami dari Aceh dengan budaya khasnya kopi Gayo dan tari Saman juga diikutsertakan. Beberapa dari warga asing ingin belajar tari saman dengan senang hati kami semua mengajari mereka. Tanpa perlu waktu lama mereka langsung bisa beberapa gerakan dasar.

Pada hari itu siap sudah kami kunjungi tenda-tenda negara lain mulai dari Jerman, brazil, jepang, finlandia, Portugal, dll. Kami dijamu dengan makanan khas dari Negara mereka masing-masing. Ya, tentunya sudah kami pilih dan Tanya tentang status kehalalannya. dan kami disuguhi dengan aneka souvenir atau  hadiah sebagai buah tangan. Tak lupa juga kami saling bertukar badge contingent dengan  Negara lain. Itulah salah satu budaya peserta pramuka jika mengikuti event-event kepramukaan, saling menukar badge.

 Petualangan dan Ekspedisi

12 Hari di perkemahan Jambore rasanya singkat sekali, saking serunya kami mengikuti kegiatan disana. Benar apa kata pepatah “Waktu berlalu begitu lambat saat kita menunggunya dan waktu berlalu begitu cepat sangat kita menikmatinya.” Ada banyak hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Pada tanggal 1 juli kami tiba di perkemahan Saemangeum. Dengan semangat yang membara dan rasa ingin tahu akan segala hal baru. “Sampai di Jambore Belajarlah sampai ke akar-akarnya dan carilah teman sebanyak-banyaknya.” Itulah pesan dari salah satu Pembina pramuka saya sebelum berangkat, yang sering kami sapa ‘bunda Azizah’.

Evakuasi hingga Polemik

Salah satu polemik Jambore pramuka dunia di Korea Selatan adalah media terlalu berlebihan menjelek-jelekkan Jambore tahun ini mulai dari fasilitas yang kurang memadai, ratusan anak jatuh sakit, hingga peserta ditarik. Namun, para peserta terpaksa berhadapan dengan cuaca panas dengan suhu mencapai 38 derajat Celcius dan kelembaban tinggi.

Padahal, kami menikmati sekali petualangan Jambore ini, kami belajar banyak hal di sana. Terlepas dari K-Pop korea berusaha memperlihat kualitasnya yang sebenarnya. Setelah berhasil dengan proses pemindahan hanya dalam waktu kurang dari 3 hari, bisa mengemas acara penutupan semewah dan semegah itu.

Yang mendatangkan artis K-Pop besar (yang tidak ada didaftar tampil jika di Saemangeum) rapih mobilisasi dari berbagai titik menuju dan kembali lokasi, rapih keluar masuk stadion, terlepas dari yang diatur anak pramuka, yang terkenal dengan kedisiplinannya. Mereka taat akan instruksi dan mereka punya banyak cara untuk menikmati waktu tunggu.

Jambore kali ini luar biasa. Kita mendapatkan banyak pengalaman lebih dari yang kita bayangkan, kita mendapatkan pelajaran lebih dari yang kita harapkan dan kita mendapatkan souvenir gratis lebih dari kapasitas bagasi yang tersedia. Kami mengucapkan terima kasih banyak Korea. Ingat selalu Indonesia, yang setia mendukungmu meski panas dan topan melanda.

Bersambung…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *