Menjaga Keberagaman, Merawat Peradaban

Oleh Azmi Abubakar, Lc, M.H

Guru Dayah Jeumala Amal, Penulis Buku Secangkir Kopi di Negeri Para Nabi

Pemikiran keagamaan seringkali dianggap sebagai  agama yang sakral. Dalam kitab Laisa Minal Islam, Syekh Muahmmad Gazzali menyebutkan bahwa  siapa yang menjadikan  pemikiran keislaman sebagai Islam ia akan mencipakan banyak Islam ysng berbeda untuk agama Allah yang satu.

Islam sangat menjunjung tinggi rasionalitas dan keberagaman, namun bukan rasionalitas yang dekontruktif yang membumihanguskan teks-teks suci agama. Dari sisi keilmuwan,  rasionalitas Islam lebih bersifat universal dan humanistik. Alquran menyuruh kita untuk selalu berpikir;  Faktabiru ya ulil absar.

Islam memerintahkan untuk menjaga keberagaman lewat nas al-Quran maupun al-Hadith, diantaranya ayat al-Quran yang menjabarkan bagaimana manusia ini diciptakan bersuku dan berbangsa-bangsa, juga Hadith Nabi manakala berkhutbah di haji wadak. Bahwa manusia itu, dari Adam, maka apa yang membedakan semua itu adalah taqwa kepada Allah.

Keberagaman ini akan mulia jika orientasinya satu yaitu mewujudkan taqwa kepada Allah. Dengan adanya keberagaman maka menjadikan Islam sebagai agama yang mudah untuk diterima umat manusia, agama yang bisa berada di wilayah manapun di muka bumi walaupun berbagam pemikiran keilmuwan. Dengan adanya keberagaman, Islam  menjadi agama yang selaras dengan kemajuan berpikir dan pengejewatahan dari makna wahyu pertama, iqrak.

Zaman telah menuntut Umat Islam untuk semakin terbuka merawat kebaragaman dengan mengedepankan sisi moderasi agama. Islam diterima karena keyakinannya menjadikan manusia merasa nyaman dan tenang sebagaimana makna Islam itu sendiri. Kemajuan besar yang sudah pernah diraih Abbasiyah menujukkan bahwa praktik keberagaman telah berhasil.  Sejarah mencatat pula bagaimana futuhat yang terjadi di berbagi Negara telah pun berhasil, dan Islam diterima dengan suka cita.

 Masyarakat Mesir pada waktu itu secara berbondong-bondong menerima Islam, mereka telah jenuh mengalami penyiksaan yang betubi-tubi dari Romawi, lalu Islam datang membawa cahaya kesejukan. Amr bin Ash, gubernur Mesir kala itu telah mempraktikkan toleransi beragama yang luar biasa dengan koptik. Dari sini keberagaman  begitu terawat dengan baik sehingga peradaban Islam terus berjaya.

Keberagaman  Islam telah menjadikan agama ini sebagai agama yang akan selalu menang walaupun tidak dipungkiri ada kelemahan  dan kemunduran dalam sejarahnya.

Keberagaman Islam harus dijaga sedemikian rupa agar tidak memunculkan nilai negatif, dengan tetap menerapkan konsep lakum dinukum wa liayadin, bagiku agamaku, bagimu agamammu. Kebaraan piagam Madinah sebenarnya telah menegaskan bahwa Isdlam akan Berjaya dengan  saling menghormati dan toleransi dalam batas tertentu. Mari saling menghargai, munculkan keindahan Islam dalam pribadi kita masing masing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *