Lueng Putu, Dayah Jeumala Amal menyambut kunjungan Kwarda Acèh pada hari Jumat 30 Oktober 2020. Barisan pagar betis berjejeran mulai dari gerbang masuk hingga jalan menuju ruang pertemuan. Suatu kehormatan bagi DJA atas kunjungan ini, terutama bagi ekskul Pramuka yang kedatangan “pemilik” Pramuka di Aceh.
Kunjungan ini merupakan sebuah tekat dari Kwarda Aceh untuk mengambil panggung Pramuka di pesantren di kancah nasional. Yaitu, dengan mengadakan penelian pada seluruh pesantren di Aceh. DJA termasuk salah satu pesantren yang menjadi objek. Tentu hal ini terlaksana karena munculnya aktivis Pramuka yang mayoritasnya dari pesantren. Pastinya dengan pertanyaan, mengapa aktivis Pramuka banyak berasal dari pesantren? Kok bisa? Model pendidikan Pramuka yg bagaimana diterapkan di pesantren?
Zafir Fahmi, Litbang Kwarda Aceh, mengatakan bahwa “tujuan kita berkunjung ke seluruh pesantren di Aceh adalah untuk melihat Pramuka di pesantren yang selanjutnya dikaji menjadi sebuah laporan untuk dinaikkan ke pusat, tentu ini agar Pramuka pesantren mendapat perhatian khusus dari pusat”.
Salah satu alasan mengapa DJA menjadi objek kajian karena baru- baru ini DJA berhasil mengutus 3 putra putri terbaiknya ke Jambore Internasional mewakili Indonesia di Bangladesh yang akan berangkat di tahun 2021 mendatang. Mereka, M Fadhlul Anwir, Ahmad Faizul Khatib, dan Cut Syarifah Rahmi. Semoga mereka mendapatkan yang terbaik dan membanggakan bagi negara, Aceh, terkhususnya Dayah Jeumala Amal. Selanjutnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Litbang Kwarda Aceh memberikan manfaat terhadap gerakan Pramuka pesantren. (Mn)