SENDIRI (Semangat, Disiplin, dan Mandiri) Cara Santri Bangun Negeri, Bukan Hanya Bangun Dari Mimpi .

Sepercik Buah Pikir Oleh: Attaya Khanza Rizkillah (Murid MA Kelas XII MIA 1) Juara 2 Opini Libro Fest

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari kalangan masyarakat, remaja, dan orang dewasa terhadap sosok individu yang sangat mulia ini. Ya, “Santri”. Mereka bertanya, apakah santri mampu untuk membangun negeri? Apalagi di era informasi dan digitalisasi ini. Mungkinkah para santri dengan kopiah khasnya mampu beradaptasi dengan lingkungan luar yang dipenuhi ribuan tantangan?

Anggapan tersebut rasanya perlu kita jawab dengan kata “Iya”, para santri sanggup dan mampu untuk membangun negeri. Sebagai warga muslim, kita harus tahu bahwa banyak sekali pemimpin- pemimpin negeri yang berasal dari alumni pesantren. Dengan bekal iman dan takwa, mereka mampu menjadi sosok pemimpin yang disegani dan cerdas dalam bidang Intelektual.

Di era modern ini, sebagai santri yang harus beradaptasi dengan segala kondisi, mestilah Membekali diri dengan berbagai karakter baik, salah satunya dengan karakter SENDIRI (Semangat, Disiplin, dan Mandiri) Sebuah rangkuman karakter yang akan menjadi kunci utama kesuksesan seorang santri.

Santri Harus Semangat

Hari ini, mayoritas santri tidak lagi memiliki rasa semangat untuk menuntut ilmu. Pertanyaannya,  mengapa ini terjadi? Jawabannya adalah dunia dan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat. Pada hakikatnya, teknologi memiliki banyak sekali dampak positifnya. Namun, jangan sampai kita melupakan dampak negatifnya. Seperti konten- konten mencaci-maki dan lain sebagainya. Sehingga, hal itu berdampak kepada karakter generasi muda yang semakin kesini kian merosot.

Kita bisa melihat, banyak dari kalangan remaja yang tidak lagi peduli akan pentingnya belajar. Mereka hanya sekedar sekolah kemudian pulang ke rumah, kembali tanpa membawa hasil apapun. Mirisnya, penyakit itu kini menginfeksi para santri yang sedang berusaha memperbaiki diri. Rasa semangat belajar kini hilang sedikit demi sedikit dari jiwa seorang santri. Mereka tidak lagi memiliki rasa tanggung jawab terhadap dirinya dan kebahagiaan orang tuanya.

Kíta bisa melihat dengan mata telanjang, bagaimana perilaku mereka saat di sekolah maupun di asrama. Tidur dan berolahraga, menjadi kegiatan yang sangat dititik fokuskan. Seakan-akan pesantren hanya tempat untuk bermain bukan meraih mimpi. Belum lagi ditambah dampak teknologi dan media sosial yang semakin menggerogoti akhlakul karimah yang ada pada diri seorang santri.

Maka, hal ini harus benar-benar kita perhatikan. Sebagai seorang individu yang diperlukan di masa depan, santri harus memiliki rasa semangat yang tinggi dalam belajar. Kita sebaiknya kembali melihat sejarah di mana Islam pernah berjaya pada masanya. Zaman dimana Islam sangat disegani warga dunia.

Mereka mengenal orang muslim sebagai bangsa yang hebat, cerdas , dan memiliki semangat belajar yang tinggi . Hal itu membuat orang Eropa berbondong-bondong untuk belajar kepada orang- orang Islam. Dengan demikian, semangat dalam menuntut ilmu mestilah dimiliki secara merata oleh seluruh remaja Islam. Sehingga, mereka mampu sukses dan dapat mengembalikan masa keemasan Islam yang pernah tercatat oleh tinta sejarah dunia.

Disiplin itu penting

Tampaknya, hampir semua orang menganggap bahwa segala aktivitas yang ada di pesantren hanyalah sebuah hal yang monoton. Mulai dari bangun pagi, shalat, sekolah, ngaji dan kemudian Tidur kembali. Tentunya perspektif semacam itu harus diperbaiki. Dibalik rutinitas santri yang tampaknya membosankan, tersimpan sejumlah makna yang begitu luar biasa.

Salah satunya adalah disiplin, Sebuah kebiasaan yang harus dimiliki setiap individu terutama santri yang dicetak untuk membangun negeri. Selama di pesantren, mereka dituntut untuk terbiasa melakukan segala aktivitas dengan tepat waktu. Mulai dari pagi hingga malam hari. Tujuannya adalah agar mereka mampu dalam mengelola waktu dengan baik Sehingga mereka mudah dalam meraih kesuksesan di masa depan .

Contoh dari sikap disiplin yang patut Kita tiru adalah masyarakat jepang. Jepang tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat kedisiplinan tertinggi dunia. Bagaimana tidak, Mereka tidak pernah terlambat masuk kerja meski satu menit pun. Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan masyarakat Indonesia yang hampir selalu tidak tepat waktu dalam berbagai hal.

Oleh Karena itu, karakter disiplin adalah hal yang harus benar-benar dimiliki seorang santri dalam menjalani kehidupan. Mengingat bagaimana negara dengan tingkat kedisplinan tertinggi dunia dapat berjaya di berbagai sektor, seperti jepang dengan kecanggihan teknologi-nya. Sehingga para santri mampu bersaing dan menjadi pionir dalam kemajuan bangsa.

Santri itu Mandiri

Karakter yang menjadi pasti menjadi ciri khas seorang santri adalah mandiri: Suatu karakter yang menjadi tonggak penting dalam menjalani kehidupan. Kita harus sadar, bahwa tidak selamanya kita bergantung kepada orang tua. Mulai dari hal kecil seperti bangun pagi, hingga hal besar seperti mendapatkan uang .

Pepatah mengatakan “Setiap pertemuan pasti akan diikuti dengan perpisahan.” Begitulah yang akan terjadi pada setiap manusia, terutama santri. Dalam mengarungi setiap estafet kehidupan. mestilah kita mampu untuk mengerjakan sesuatu tanpa mengharapkan bantuan orang lain. Hal ini tidak berarti santri adalah pribadi yang anti sosial. Arti dari mandiri adalah setiap individu terutama terutama santri haruslah memiliki sikap dan pribadi yang mampu untuk mengelola kehidupannya sendiri. Sikap Itulah yang disebut dengan kemandirian.

Dengan demikian, Pesantren menjadi wadah penting bagi para santri dalam menumbuhkan kemandirian. Disanalah mereka melatih diri tanpa ada campur tangan orang tua. Mulai dari bangun pagi, shalat, mandi, hingga merapikan tempat tidur. Semuanya dilakukan tanpa bantuan dari orang tua. Sehingga banyak alumni pondok pesantren yang sukses karena mereka berhasil menumbuhkan sifat mandiri.

Kesimpulan

Santri adalah sosok yang memiliki peran krusial bagi kemajuan bangsa. Dalam mewujudkan indonesia emas 2045, tentu memerlukan santri yang memiliki kualitas diri baik intelektual maupun karakter. Sehingga, dapat melahirkan kader-kader pemimpin bangsa yang cerdas Juga bertakwa.

Oleh karena itu, karakter SENDIRI (Semangat, Disiplin, dan Mandiri) mampu menjadi sifat yang perlu ditanam kepada seluruh remaja, terutama santri. Karena karakter di atas dapat menjadi pondasi dasar dalam membangun negeri dan agama agar lebih baik kedepannya. Mari bersama-sama menjadi santri yung mampu membangan negeri, bukan hanya bargun dari mimpi.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *