Puisi Oleh Zuan Sabil Arrayyan (Kelas VIII-E)
Di sudut senyap hati yang penuh hari
Kubayangkan kisah tentang cahaya yang dulu
Tentang Ayah yang tangguh meski pundaknya runtuh
Ibu yang tetap tersenyum meski lelah tak berkisah
Kejujuran mereka bukan sekadar ocehan belaka
Namun juga napas dalam setiap langkahnya
Ayah tak mengeluh meski keringat bercucuran
Ibu tetap tersenyum meski lelah tak terbayangkan
Dibalik senyuman bersahaja yang menenangkan
Ada haru yang tak terlampiaskan
Ayah berdiri tangguh meski raganya luruh
Ibu tetap kokoh meski hatinya rapuh
Sahabat menyampaikan pesan tersirat mereka
Mereka tak marah meski tak dikunjungi
Tapi malam-malam mereka terasa sangat panjang
Mereka hanya bisa berdoa yang buat tenang
Orang-orang bertanya tentang pulangku ke rumah
kupalingkan wajah menahan sedih
karena ku tahu…
Ada sepasang hati yang menunggu pulangku
Meski rindu di sanubari tercinta
Mereka ingin aku bahagia
Mereka tak pernah butuh harta
Hanya butuh anaknya pulang apa adanya
Dulu ku sembunyikan diri dari mereka
Berpura-pura sibuk, berpura-pura lupa
Kini kulihat kesedihan dari Ibu dan Ayah
Sedih bukan karena letih, tapi kesepian menghantui di Rumah
Ya Rabb, jika aku tergelincir dalam perkara dosa
Munculkanlah mereka dibenakku, supaya
Jatuhlah air mata yang kan jadi penebus dosa
Asalkan tetap dalam Ridha-Mu dan Ridha mereka.
Loeeng Poetoe, 13 Mei 2025.