Oleh: Thasoedi (Guru MTs)
Ada sebuah kisah menarik tentang pasukan Zulkarnain yang sedang menempuh perjalanan panjang dan harus melalui sebuah lorong panjang yang minim pencahayaan.
Kala berada di tengah perjalanan, kaki-kaki para prajurit tersebut menginjak bebatuan yang dalam pencahayaan rendah tersebut tampak sedikit mengkilat. Ada yang cuek dan terus saja berjalan. Ada yang iseng mengambil satu dua batu dan dimasukkan ke dalam saku. Ada yang cukup banyak mengambil sampai penuh satu kantong dia bawa. Ada yang begitu tertarik dan akhirnya memenuhi dua kantong yang dimiliki dengan batu-batu yang tampak mengkilat itu.
Ketika semua pasukan sudah keluar dari lorong tersebut, Zulkarnain memerintahkan untuk meruntuhkan lorong tersebut agar tidak bisa dilalui musuh. Setelah itu Sang Panglima berpidato di depan pasukannya.
“Siapa yang sempat membawa batu-batu yang banyak di lorong tadi? Ketahuilah bahwa itu adalah batu-batu mulia yang sangat mahal nilainya”. Dalam sekejap mata suasan menjadi riuh dan gaduh. Tidak ada yang berteriak gembira. Semua mengeluh. Semuanya menyesal karena mereka tahu tidak mungkin kembali dan mengambil sebanyak yang mereka mau.
Ada yang mengambil sampai dua karung, namun dia tetap menyesal karena andaikan dia dapat mengambil lebih banyak lagi tentu dia akan menjadi orang yang kaya raya dan bisa berbagi. Yang hanya mengambil satu kantong lebih menyesal lagi, andai saja dia tahu tentu akan memenuhi satu kantong lagi yang dia biarkan kosong.
yang hanya mengambil satu-dua batu di dalam saku sangat menyesal, mengapa dia menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dan yang paling menyesal, jelas adalah orang yang tidak peduli. Sangat menyesal karena begitu waktu berlalu dia tidak memiliki apapun yang berharga.
Inilah waktu. “Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi”. Seberapa amal kita, kelak kita akan menyesal. Karena pada kenyataannya kita tidak begitu maksimal memanfaatkannya untuk kebaikan.
Waktu terus bergerak maju. Mari gunakan waktu sebaik mungkin. Ambil semua kesempatan untuk kebaikan, karena kita tidak pernah tahu, kebaikan mana yang akan diterima oleh Tuhan. Sekecil apapun nilai kebaikan itu, jika baik, maka lakukanlah. Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak terlalu menyesal karenanya.