sebuah Puisi Oleh Thasoedi
Dengan tulus nan sadar ku panjatkan,
Jayalah Indonesia-Ku
Merdekalah selalu Indonesia.
Walau kadang,
Banyak tangan kerja ringan
tapi,
Banyak koki rusak rasa.
Menciptakan kebenaran untuk kemudian menekuknya,
Aku dan kebohongan kecil ini,
akan dipaksa untuk mengikuti ujian yang mengerikan.
Kamu dan beberapa bibir lain dengan sedikit kontradiksi yang menyakitkan bersama Si Empunya kotoran yang menyembunyikan kotoran lain dibawahnya,
sukarela membacanya dengan mudah.
Jangan luntur harus kita lantangkan,
Merdekalah selalu Indonesia.
Kita kiri dan kanan, subuh dan senja, kita kopi kekinian dan bola tapioka didasarnya. Rasanya kita tak terelakkan.
Kita pernah melayang, pernah berjalan diatas air, pernah meraup unggun, pernah melalang buana, juga pernah hebat sampai-sampai Sang Guncangan lari takut akan jentikan jari kita.
Kalau ditanya sekarang bagaimana?
Tentu saja kita tidak berjalan mundur. Tak akan pernah.
Semua kita hanya sedang senang duduk berkumpul, senang menyeka keringat di dahi orang lain, fokus respirasi, dan sedang senang bercanda saja. Suka kurang serius.
Fiuh
Tentu saja ketidakseriusan kita harus dalam hal apapun.
Karakter
Satu lagi, ingat baik-baik. Jangan anggap curahan hati ini serius, supaya kita seragam dengan mereka yang mengurus Indonesia ini.
Dengan tulus nan sadar ku panjatkan,
Semoga warganya makin makmur dan sejahtera
Semoga warganya makin bijaksana
Semoga politisi lebih mentingin kepentingan rakyat daripada golongannya
Semoga pejabat amanah dengan jabatannya
Semoga aparat keamanan makin mengayomi masyarakatnya
Semoga negara ini dijaga dari malapetaka
DIRGAHAYU NEGERIKU TERCINTA