GELORA JIWA PECINTA

Karya: Hilal Zirhamjaen (Kelas XII MIA 2)

Matilah engkau mati

Kau kan lahir berkali-kali

Tak pernah terucap

Namun terikrar abadi

Wahai yang tak lapuk karena panas

Tak lekang karena hujan

Memberi isyarat lewat lentikan jemari

Diiringi syair pujangga

Menuai binar pada tepukan rebana

Aku seorang pewaris

Duduk di atas umah pitu ruang

Ku alirkan panas

Pada tepukan didong

Menyatu dengan watak kala

Di atas awan nan lambung

Ku balut diri dengan kerawang putih

Seraya menanti depik

Meninggalkan Lut Tawar

Yang dingin dalam kelamnya

Di puncak Burni

Edelweis mengirim hasrat

Pada bebujang yang lindap

Pada merahnya biji kopi

Ku coba ambil kopiah Teuku Umar

Di antara gagahnya Geurute

Seraya menyapa fajar

Lewat isyarat ombak

Menyisakan bengis dari amuknya

Namun cinta tak hanyut

Dalam drama andalas memeluk luka

Semakin jauh aku menjejaki

Semakin jauh aku menjejaki

Semakin bergelora

Laksana tepukan rapai membahana

Kian mengkancah buana yang tak terbersit raga

Setajam wangi durian Geumpang

Kian membuncah hasrat seni

Leawat dentuman palu emping

Menjadu ritme pengatur gerak

Selaras dengan ranup lampuan

Memberi cinta seutuh apam

Darahku dan darahmu

Adalah darah leluhur kita

Selayak agam gagah raya menarik pukat

Hentakan kaki seirama angin timur

Memberi pesan pada seudati

Peganglah cempaka kuning

Karena keris mendua

Memercik api

Pada titik awal catatan syiar abadi

Walau tak diakui

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *