Oleh: Muhammad Nizarullah, S.Sos.
Di tahun 2010, saya masih menduduki bangku MTs. Saat itu, saya diberikan uang jajan oleh orang tua seminggu Rp. 50.000. Angka tersebut termasuk angka yang lumayan untuk seorang murid yang mondok 13 tahun lalu, terlebih makanan yang tersedia di koperasi dan kantin Dayah terbilang murah. Nasi bungkus masih dijual dengan harga Rp. 3000, gorengan masih dengan harga Rp. 500.
Nominal Rp. 50.000 untuk 13 tahun lalu tentu berbeda dengan sekarang. Mari kita kalkulasikan. Rp. 50.000 x 4 Minggu = Rp. 200.000 dalam sebulan. Jika digunakan untuk jajan sepenuhnya, maka jajan sehari-hari rata-rata dihabiskan sebesar Rp. 6.500. Namun, jika disisihkan sedikit saja sebesar Rp. 1000 dalam sehari, selama sebulan dapat terkumpul Rp. 30.000.
Apalagi di Dayah sudah disediakan menu makan 3 kali sehari. Kita bahkan bisa menyisihkan lebih banyak dari nominal di atas. Jangan terlalu foya-foya dalam menuntut, biasanya murid yang suka foya-foya di Dayah akan muncul sifat malas. Alhasil, waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar malah terbuang sia-sia untuk hal yang tidak bermanfaat. Nikmati saja pahit senangnya di Dayah, nanti hasilnya akan kamu rasakan ketika menjadi Alumni. Kata Imam asy-Syafi’i, “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, kamu akan menanggung pahitnya kebodohan.”
Nah, sekarang mari kita kalkulasikan rata-rata uang jajan murid di Dayah. Katakanlah rata-rata murid menerima uang jajan Rp. 100.000/ minggu x 4 minggu = Rp. 400.000 dalam sebulan. Harga nasi di kantin saat ini Rp. 6000, harga gorengan Rp. 1000, jika tidak beli nasi pun masih tersisa banyak uang untuk dihemat bukan?
Dari Rp. 400.000 itu bisa digunakan untuk jajan per hari kisaran Rp. 12.000 dikali 30 hari = Rp. 360.000. Dari angka tersebut kita bisa lihat berapa sisa uang jajan, cobalah disisihkan untuk ditabung. Tujuan nabung itu banyak lho, bisa digunakan untuk keperluan sekolah, untuk keperluan pribadi yang tidak mengharuskan minta uang sama orang tua, bisa ditabung untuk beli sesuatu yang sangat kamu inginkan tanpa harus minta ke orang tua terlebih dahulu, baju misalkan atau sepatu.
Misalnya, kamu ada tabungan Rp. 40.000 dalam seminggu. Jika dikali 4 minggu = Rp. 160.000 dalam sebulan, lumayan bukan? Bisa untuk beli buku, memperluas pengetahuan. Tapi, jangan ditabung di lemari ya, karena ditakutkan terjadi kehilangan. Bisa dititipkan sama Wali Kamar atau ke Bank. Hingga pada waktu yang telah kamu tentukan untuk membeli sesuatu, kamu bisa mengambilnya. Atau boleh dititipkan sama orang tua per minggu atau per bulan ketika orang tua berkunjung ke Dayah.
Ada beberapa tips agar kamu bisa berhemat dengan uang pas-pasan yang diberikan orang tua:
- Rencanakan keuanganmu
Buatlah perencanaan keuanganmu di buku catatan. Seperti, pemasukan minggu 1, pengeluaran tanggal 1. Begitu pula dengan tabunganmu, kira-kira berapa uang yang bisa kamu sisihkan untuk tabungan, berapa bulan target yang kamu buat agar keinginanmu terpenuhi.
- Atur Keuanganmu
Setelah kamu berhasil membuat perencanaan di atas, jangan lupa untuk mengatur sesuai dengan rencana yang sudah kamu susun. Usahakan untuk mengisi buku catatan setiap hari, bisa juga dengan rutin menulis pengeluaran setiap kamu jajan.
- Action
Do it now. Ga ada kata “nanti juga bisa,” kata itu hanya berlaku untuk si pemalas. Kalau kamu tidak melakukannya segera, bisa dipastikan nanti kamu akan lupa melakukannya, alhasil kamu tidak akan pernah melangkah.
- Evaluasi Keuanganmu
Di akhir bulan, cobalah untuk menghitung berapa pemasukan dan pengeluaranmu, jika pemasukan lebih besar dari pengeluaran, selamat kamu sudah berhasil mengatur keuanganmu. Terakhir, analisis pengeluaran yang tidak penting untuk ditiadakan dari list pengeluaran, agar kamu lebih fokus untuk tabung lebih banyak.
Itu dia tips hemat ala murid Dayah yang dari tahun 2010 sudah saya praktekkan, bahkan cara itu merupakan pondasi awal mengelola keuangan saya menjadi lebih baik. Kamu bisa melakukan lebih baik dari saya, Kamu akan mendapatkan kejutan yang lebih besar lagi setiap tahunnya. Ga percaya? Buktikan sendiri.[]