MENGGAPAI CITA-CITA DENGAN PENDEKATAN PDCA

Cita-cita adalah keinginan seseorang untuk dicapai pada saat dewasa, setiap insan tentunya memiliki cita-cita sejak kecil, namun tidak jarang cita-cita tersebut berubah dan terkadang sulit dicapai. Kegagalan dalam pencapaian cita-cita biasanya tidak memiliki perencanaan yang kuat dan bahkan terkadang tidak paham akan cita-citanya tersebut. Nah, di sini kita mencoba membantu menggapai sebuah cita-cita dengan pendekatan PDCA.

Para pakar sering menyebut PDCA sebagai suatu siklus secara berkelanjutan. Siklus ini merupakan suatu metode yang dikembangkan oleh W. Edwards Deming dan merupakan hasil cetusan dari Walter Shewhart untuk perbaikan proses maupun individu secara berkelanjutan. Metode ini mampu membuat aktivitas manajemen efisien, meskipun pada dasarnya digunakan untuk bisnis, namun juga bisa digunakan dalam bentuk luas termasuk untuk mencapai cita-cita atau target hidup. PDCA menganut empat langkah berulang dalam singkatan Plan Do Check Act.  PDCA yang Benar adalah PDCA yang melakukan proses evaluasi dan monitoring terhadap aktivitas dan Kegiatan Kerja yang dilakukan. 

Untuk masyarakat remaja pada umumnya atau murid Dayah Jeumala Amal khususnya sangat penting mengetahui dan mengenal lebih dalam PDCA ini. Dalam hal ini bisa dijadikan sebagai pendekatan atau cara untuk memperoleh sebuah cita-cita. Berikut akan diuraikan Langkah-langkah dari PDCA.

Langkah pertama sekali yang dilakukan adalah Plan atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan perencanaan. Perencanaan cita-cita adalah penentuan jenis cita-cita itu sendiri, tentu saja sudah teruji dan didiskusikan dengan orang tua, baik jenis maupun kemampuan. Diskusi disini sangat penting karena cita-cita adalah harapan dari seorang anak dan juga orang tua, sehinggga hasil dari diskusi akan menghasilkan sebuah cita-cita dengan pertimbangan yang matang, bukan keinginan dari sebelah pihak yang pencapaiannya akan sulit terjadi. Selain diskusi, cita-cita sebaiknya harus sesuai dengan hobi, bayangkan diri sendiri di masa depan, ambil inspirasi dari role model dan lihat kesempatan di sekeliling. 

Setelah menentukan cita-cita perlu dibuat perencanaan belajar dan diskusi yang intens guna mendalami pelajaran yang berkaitan langsung dengan cita-cita. Perencanaan ini harus sangat detail, seperti jenis pelajaran yang berkaitan langsung, pelajaran pendukung, waktu belajar. Selain perencanaan, persiapan psikologi juga diperlukan seperti percaya diri dan positif thingking. Dalam perencanaan ini juga diperlukan perluasan jaringan seperti diskusi dengan stake holder atau orang yang memiliki kaitan langsung dengan cita-cita.

Do adalah langkah kedua, yakni perencanaan tersebut wajib dilakukan secara terus menerus. Semua perencanaan harus dilaksanakan dengan tekun, penuh keyakinan. Pepatah arab menyebutkan    من طلب شيئا جدا وجد/ من جد وجد( orang yang bersungguh-sungguh pasti akan memperoleh hasilnya. Ini adalah filosofi anak dayah yang harus dipegang erat. Bila melihat seseorang yang telah sukses maka lihatlah proses yang dilaluinya, bukan hasil (bila hasil yang dilihat akan timbul sifat iri bukan semangat berjuang).

Berjalannya sebuah perencanaan dengan baik adalah impian dari setiap orang, namun apakah mungkin sebuah perencaaan tersebut bisa dijamin keberhasilannya? Apa alat ukurnya? Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut butuh pada C (Check/evaluasi). Evaluasi disini berguna untuk mengukur dan memastikan sebuah perencanaan bisa berjalan dengan baik. Untuk sebuah cita-cita baiknya dilakukan evaluasi setiap bulan, apalagi bagi Ananda yang duduk di bangku kelas 3 MA atau SMA. Semakin sering mengevaluasi sebuah perencanaan semakin baik dan mudah mendeteksi kekuranga atau masalah sehingga mudah dalam menggapai cita-cita. Jika terdapat kendala atau plan yang tidak berjalan dengan baik maka perlu pada tindakan selanjutnya yaitu A (action/tindakan). Action disini adalah memeperbaiki kekurangan sekaligus menjalan perencaaan dengan baik.

Selain menjalankan pendekatan ini, hal yang paling utama adalah memperbanyak ibadah, sedekah, perbaiki hubungan dengan orang tua, guru, teman sejawat dan juga diskusi serta browsing terkait cita-cita harus dilakukan secara terus menerus. Seperti seseorang memiliki cita-cita ingin menjadi ulama, maka orang tersebut harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin terkait dayah yang ingin dijadikannya sebagai tempat mengaji, lingkungan, kurikulum, dewan guru, alumni, letak geografis, sosial masyarakat dan hal-hal lain yang dianggap perlu. Jika seseorang ingin menjadi dokter jebolan UI, maka harus mencari informasi terkait jurusan kedokteran, fakultasnya, dosen, tenaga kependidikan, lingkungan, politik kampus, sosial kampus, sosial kemasyarakatan dan yang paling penting adalah ilmu yang mendukung dan berhubungan langsung dengan kedokteran. In Sya Allah jika konsisten dalam menjalankan pendekatan ini, maka cita-cita akan Allah wujudkan. Amin ya rabbal alamin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *