Air Zam Zam sudah begitu populer di kalangan masyarakat dunia, terutama sekali bagi umat Islam. Kajian demi kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa air Zam Zam terbukti sebagai air yang paling baik secara ilmiyah maupun secara sufistik. Mata Air Zam-Zam yang terletak di kota suci Mekkah tepatnya dekat Kakbah adalah mata air yang sarat dengan nilai sejarah kenabian.
Bahwa Bayi nabiyullah Ismail mengalami kehausan yang sangat sampai ia menangis. Sayyidah Hajar berusaha mencari air. Ia berlari dari bukit Safa ke Marwah sampai tujuh kali demi menyebuhkan dahaga sang buah hatinya Ismail. Sehinggga apa yang telah dikerjakan Sayyidah Hajar telah menjadi syariat kepada kita dalam mengerjakan ibadah haji yaitu bersa’i dari bukit Safa ke bukit Marwah. Akhirnya Sayyidah Hajar menemukan sebuah mata air tak jauh dari bukit Safa dan Marwah. Sebelumnya Sayyidah Hajar sempat mendengarkan suara yang menghentak-hentakkan kakinya hingga keluarlah mata air yang deras sekali. Karena keluarnya mata air tersebut dengan deras sekali maka diberi nama dengan Zam-Zam.
Dengan mata air itulah Nabi Ismail dan Siti Hajar minum. Tak beberapa lama setelah itu, beberapa orang dari suku Jurhum, suku pedalaman di Jazirah Arab mulai berdatangan satu persatu ke lembah gersang yang sebelumnya tak pernah ditemukan air. Lembah inilah yang Allah ceritakan dalam Alquran yang diberi nama dengan Bakkah atau Mekkah. Air Zam-Zam ini benar-benar memberikan berkah bagi penduduk Mekkah. Lebih-lebih lagi ketika Nabiyullah Ibrahim kembali ke Mekkah untuk mendirikan Baitullah bersama nabiyullah Ismail atas perintah Allah.
Setelah membangun Kakbah, Nabiyullah Ibrahim melakukan tawaf sebanyak tujuh kali lalu berdiri seraya memanjatkan doa untuk keberkahan kota Mekkah yang termaktub dalam Al-Quran. Nabi Ibrahim melakukan Shalat dua rakaat lalu meminum air Zam-Zam, apa yang telah dilakukan Nabi Ibrahim dan Nabiyullah Ismail ini kemudian menjadi syariat dalam melaksanakan ibadah haji melalui proses Tawaf kemudian melaksanakan shalat dua rakaat di belakang makam Ibrahim lalu disunahkan meminum air Zam-Zam.
Dalam sejarahnya penjagaan Baitullah Kakbah sering beralih dari satu puak ke puak lain, hingga akhirnya penjagaan Baitullah beralih kepada kakek Nabi kembali, Abdul Manaf sampai ke Abdul Muthalib. Diriwayatkan bahwa air Zam-Zam selama itu telah terkubur dalam kurun waktu yang cukup lama, sampai Sayyidina Abdul Muthalib bermimpi untuk menggali sumur Zam-Zam. Setelah mimpinya yang ketiga kali, barulah Abdul Muthalib menggali sesuai dengan petunjuk yang ada pada mimpinya. Ia menggali bersama sang anak tertua yang bernama Al-Haris bin Abdul Muthalib. Abdul Muthalib saat itu menjadi tokoh terhormat yang sangat disegani. Memberi makan orang yang berhaji, memberi kismis (zabib) dan air Zam-Zam.
Setelah meninggalnya Abdul Muthalib, tugas memberi air zam-zam diteruskan kepada anaknya Abbas bin Abdul Muthalib, memberi minum air Zam-Zam kepada setiap jamaah haji. Itu terjadi ketika masa jahiliyah dan permulaan Islam.
Setelah mengalami beberapa fase, sumur Zam-Zam sekarang telah dipugar dengan baik, sumur Zam-Zam yang letaknya persis di depan Kakbah telah ditutup, airnya diairi lewat pipa yang dibagi ke setiap penjuru Masjid. Sebelumnya ketika jamaah Haji abad ke 18 dan 19 berdatangan, air Zam-Zam masih bisa dilihat dalam bentuk sumurnya. Namun karena membludaknya jamaah, dituntut adanya renovasi.
Air zam-zam sekarang bisa dijumpai di setiap sudud Masjid Al-Haram juga diluar Masjid Al-Haram, namun sebagai catatan tidak semua air di luar Masjid itu adalah air Zam-Zam, para jamaah harus teliti membedakan dengan membaca yang bertuliskan Maon Zam-Zam itulah air Zam-Zam.
Umumnya jamaah yang sudah berumur tidak membaca lagi keterangan yang bertuliskan air Zam-Zam sehingga terjadi salah anggap. Hendaknya para jamaah yang muda-muda bisa membantu. Bahkan air Zam-Zam sekarang telah disediakan ada yang dingin dan hangat. Ini cocok sekali ketika suhu di kota Mekkah berada di titik panas. Air Zam-Zam juga telah dibawa melalui tanki-tanki mobil ke Masjid Nabawi di Madinah Al Munawwarah, jadi bagi jamaah Haji yang sudah berada di Madinah masih bisa menikmati berkahnya air Zam-Zam.
Salah satu keutamaan dari air Zam-Zam yakni ketika meminumnya akan mendapat pahala. Sebuah ibadah yang mulia, mengikut sunnah Nabi. Sehingga ada adab-adab khusus ketika meminum air Zam-Zam yang berbeda dengan meminum air biasa. Ketika meminum air biasa kita dianjurkan untuk duduk tapi tidak demikian manakala kita meneguk air Zam-Zam, kita dianjurkan untuk berdiri dan membaca doa: Allahumma Inni Asaluka Ilman Nafi’an, wa Rizqan Wasi’an wa Syifaan Min Kulli Da’. Penelitian ilmiah juga telah mendapati keunggulan air Zam-Zam yang telah diuji secara kesehatan. Air Zam-Zam adalah air mineral yang mengandung gizi.
Air Zam-Zam yang menjadi sebagian daripada nikmat dan tanda-tanda kekuasan Allah terus menjamu para tamu Allah tanpa hentinya. Kita selalu berdoa semoga Allah menjadikan kita sebagai tamunya dan meminum air yang penuh berkah itu. Sembari menenguk hikmah dan menambah keimanan kita tentang sejarah dan nilai air Zam-Zam. Semoga kita senantiasa bersyukur kepada Allah dan terus memaksimalkan ibadah kita sebagaimana tujuan kita dicipta