Oleh; Azmi Abubakar, Lc, M.H
Ada tiga peristiwa besar yang terjadi di bulan ramadan pada masa Rasulullah. Rentetan peristiwa ini telah mampu mengantarkan peradaban Islam menuju kegemilangan baik di barat maupun timur. Rentetan peristiwa yang sambung menyambung itu dimulai dari turunnya Alquran sebagai pembuka dan pendobrak pintu kebodohan. Ayat pertama Iqrak dimaksudkan untuk melawan hegemoni kajahiliyahannya yang terjadi di dunia pada waktu itu, bukan hanya untuk Quraisy semata.
Jahiliyah disini yang bermakna tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya, jahiliyah yang dimaksud adalah menuhankan materialisme, pembicaraan hanya seputar harta, isi perut semata. Judi, minuman kertas, sebuah masyarakat umiyun yang tidak mementingkan ilmu pengetahuan, tidak mau belajar baca dan tulis. Artinya masyarakat Quraisy saat itu tidak peduli dengan membaca dan menulis bagi mereka hal ini tidak penting.
Iqrak turun untuk mendobrak tatanan jahiliyah yang sudah begitu mengakar hingga sebagian pengusaha, pembesar Quraisy menyatakan permusuhannyan kepada dakwah menuju peradaban yang Agung, karena isi perut mereka telah diganggu, jadi bukan semata karena soal agama. Bahkan mereka tidak peduli tentang agama. Mereka lebih peduli tentang harta dan dagangannya.
Perjuangan belum selesai hingga kemudian Rasul bersama sahabat
Hijrah ke Madinah, hingga dua tahun setelahnya terjadi perang Badar, peperangan pertama yang disebut ghazwah. Peperangan yang tidak seimbang namun Badar membuktikan siapa yang manusia manusia yang berkualitas di sana. Kaum muslimin menang dalam perang ini, menandakan bahwa untuk membangun peradaban tidak perlu banyaknya orang. Ada malaikat yang telah membantu suksesnya perang Badar.
Perang Badar memberikan makna dan pengaruh yang sangat besar terhadap dakwah Islam. Perang Badar ini telah menjadikan kaum muslimin dengan mudah menaklukkan Mekkah. Sementara adanya Fathul Mekkah telah serta merta menjadikan kaum muslimin menaklukkan Jazirah Arab, dimana futuhat terus terjadi hingga Islam terus meluas ke permukaan bumi.
Ramadan telah menjadi bulan peletak peradaban yang sebenarnya. Peradaban yang dibina dengan asas yang mulia, bersumber dari Allah dan RasulNya. Peradaban yang tidak akan pernah mati. Ramadhan sejatinya adalah bulan kemenangan. Mari memenangkan diri dari Jawa nafsu dan belenggu jahiliyah materialisme. Menuju insan yang muttaqin. Semoga.