Kenapa kakak memilih untuk belajar di Australia?
Aku memilih Australia sebagai negara tujuan destinasi dengan 3 alasan. Yang pertama karena beasiswa Australia Awards sendiri memberi kesempatan untuk belajar di kampus yang berbasis di Australia. Kedua, Australia memiliki penduduk yang beragam dengan tetap memberikan ruang bagi tiap-tiap komunitas tersebut untuk eksis dan berkarya hal ini cukup mendukung pilihan studiku, Inclusive and Special Education. Ketiga, Aku ingin belajar dari salah satu professor di Monash University. Namanya Kate De Bruin, beliau sangat ahli dalam bidang pendidikan inklusi dan banyak memberi kontribusi terhadap inovasi pendidikan Inklusi.
Apakah ada kesulitan buat kakak saat pertama sekali sampai di Australia? Bagaimana sih cara beradaptasinya?
Beruntungnya menjadi salah satu awardee Australia Awards adalah kita diberi Pre-Departure Training (PDT) atau sejenis pelatihan di IALF Jakarta sebelum kita berangkat ke Australia. Selama PDT, aku tidak hanya diajari sistem belajar, Academic writing, IELTS, tapi juga diajari budaya di Australia sehingga aku bisa meminimalisir Culture Shock. Bahkan aku diajari beberapa Slang seperti Barbie, Mates, Bogan, didampingi dalam proses transisi dan settlement. Namun, tetap saja banyak hal yang tidak familiar dan skill adaptasi sangat dibutuhkan. Dalam beradaptasi, aku cenderung suka mengamati terlebih dahulu serta bertanya dan mencari saran dari teman-teman dan senior. Aku dan teman-teman 1 batch juga cukup kompak, kami sering kumpul dan makan bersama sehingga bisa sedikit mengobati homesick dan mempercepat proses adaptasi.
Apa pengalaman paling menarik selama kakak tinggal di Australia?
Wah, pengalamannya banyak sekali. Aku cenderung cukup aktif dan tidak mau hanya tinggal di rumah aja. Jadi, selama disana aku masuk ke berbagai organisasi kampus. Mulai dari Monash Postgraduate Association (MPA), Jadi Mentor di fakultasku, dan menjadi Ambassador untuk Monash Connect. Aku juga bergabung dengan team Tari Tradisional Indonesia namanya Lenggok Geni dan sempat tampil beberapa kali di berbagai festival di Melbourne. Aku juga pernah terpilih menjadi ambassador Victoria lewat seleksi ketat berkompetisi dengan sesama awardee disana. Namanya On-Award Enrichment Program. Oia, aku juga jadi volunteer di Toys Library. Disitu aku bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan warga lokal dan juga bisa membantu anak-anak belajar dan bermain.
Apa bedanya belajar di Australia dibandingkan di negara lain?
Aku percaya setiap negara dan kampus pasti punya keunikan masing-masing tapi yang bikin Australia jadi istimewa mungkin aku jadi bisa melihat langsung hewan khas di sana seperti Kangguru, Koala, Wombat, Emu, dan platipus.
Bagaimana pengaruh kuliah di luar negeri terhadap karir kakak? Gampang gak kak cari kerja setelah selesai kuliah?
Alhamdulillah dengan belajar di sana kita tidak hanya mendapatkan sertifikat akademis saja namun juga berbagai kenalan/networking terutama yang memiliki minat dan ketertarikan dalam bidang yang sama. Dengan pengalaman tersebut banyak teman-teman yang memberi rekomendasi pekerjaan. Selain itu, mindset jadi berubah sehingga lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja mulai dari berbagai tahapan seleksi, adaptasi sampai berusaha untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
Gimana cara kakak untuk Keep-in-touch bersama teman-teman dan kenalan di Australia?
Semua alumni yang belajar di Australia punya organisasi yang sangat kuat yang disebut Australia Global Alumni. Komunitas ini dimanage langsung oleh Team Australia Awards Indonesia dan Kedubes Australia. Setiap setahun sekali, kami selalu kumpul dalam kegiatan Alumni Dinner atau kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, workshop, nonton bareng, dan masih banyak lagi kegiatan yang menyenangkan.
Bagi saran dong kak buat kami yang mau kuliah ke luar negeri juga!
Bermimpilah setinggi-tingginya. Jangan nanggung!:) Lalu upayakan kebiasaan2 kecil untuk jadi jalan meraih mimpi. Bisa kebiasaan belajar, kebiasaan dalam bermain, atau kebiasaan dalam memilih jenis hiburan apa yang diminati. Jadiiin itu strategi dan anak tangga untuk meraih mimpi dan goal yang kalian mau. Manfaatkan berbagai privilege yang kalian punya seperti gadget untuk mencari informasi sebanyak mungkin atau untuk terhubung dengan komunitas dan orang-orang yang punya mimpi yang sama. Good Luck and See you on Top! 🙂
Rizkiana, Alumni Dayah Jeumala Amal tahun 2007. Menyelesaikan S1 di TEN UIN Ar Raniry Banda Aceh, 2011. Menyelesaikan studi Master Pendidikan di Monash University, Melbourne Australia. Sekarang bekerja sebagai Knowledge Management Officer di salah satu NGO Jakarta.