Komunikasi itu Jembatan

Oleh: Muhammad Nizarullah, S.Sos (Guru DJA)

“Hadiah yang paling romantis adalah mendengarkan kecemasan orang lain selama satu jam, tanpa menghakimi atau memberikan solusi, seperti yang dilakukan analis. -Alain de Botton-

Tak seorang pun di dunia ini tidak menggunakan komunikasi, bahkan disabilitas sekalipun. mereka menggunakan gerakan untuk menyampaikan pesan agar dimengerti oleh lawan bicaranya. Namun, komunikasi butuh cara agar pesan, ide, dan gagasan yang ingin disampaikan satu pihak ke pihak lain dapat dimengerti dengan baik. Banyak kita jumpai pihak yang menyampaikan pesan gagal menyampaikan informasi dan amanat hanya karena bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan keinginan penerima pesan.

Contohnya, seseorang membuang sampah di selokan yang menyebabkan banjir. Pesan yang ingin disampaikan adalah “jangan buang sampah sembarangan karena bisa menyebabkan banjir.” satu pihak menegur dengan mengatakan “Karena kamu membuang sampah sembarangan makanya banjir!” pihak lainnya menegur dengan mengatakan “seandainya tidak ada sampah di selokan ini, kita bisa mencegah terjadinya banjir!” Pesan mana yang membuat penerima pesan bisa mengubah perilakunya? Mungkin bisa saja pesan yang pertama, tetapi membuat penerima pesan menanggapi dengan marah, sedangkan pesan kedua bisa diterima dengan senang hati karena tidak menyudutkannya, sehingga ia bisa mengubah perilakunya dalam jangka waktu yang panjang bahkan bisa mengubah pola pikirnya tentang membuang sampah sembarangan.

Mari kita lihat beberapa kunci komunikasi agar komunikasi yang kita gunakan efektif.

  1. Hindari Mengkritik

Bayangkan anda adalah seorang pemimpin di sebuah perusahaan ternama, karyawan anda melakukan kesalahan, tentu saja tugas anda adalah mengevaluasi karyawan anda. Namun, jangan mudah mengkritik. Cobalah untuk merangkul dia dengan mengarahkannya agar kinerjanya semakin baik, anda harus siap untuk membantu tim anda. Hindarilah menggunakan kata “Saya” dan “Anda” Ketika mengevaluasi karyawan, biasakan untuk menggunakan kata “Kita”.

  • Sesekali berikan Pujian (Jangan berlebihan)

Pujian yang efesien adalah saat karyawan anda berhasil mengerjakan satu proyek. Namun, jangan lebay, bisa berakibat fatal pada kinerjanya, seperti memuji untuk menyenangkannya. Efek pujian yang berlebihan bisa menurunkan standar kinerjanya. Tujuan memberikan pujian agar ia semakin termotifasi dengan apa yang telah ia raih. Memberikan sedikit kompensasi akan membuat ia merasa dihargai dengan kerja keras yang telah ia lakukan, hal itu akan membuat ia semakin giat dan bersemangat untuk menyambut proyek selanjutnya.

  • Bicara saja tidak cukup

Krogerus dan Tschappeler dalam bukunya The Communication Book mengatakan “Sebagai pemimpin, jadikan diri anda terbiasa dengan ide bahwa anda bertanggung jawab untuk menyuplai energi. Dengan kata lain, memotivasi, memberi saran, menstabilkan, menyediakan momentum dan biarkan orang lain bersinar”.

Jika anda menekankan kedisiplinan di perusahaan anda, maka bersikaplah disiplin. Jika anda ingin orang lain bersikap ramah, bersikaplah ramah kepada siapapun. Tetapkan prinsip itu pada diri anda terlebih dahulu, tunjukkan nilai-nilai positif kepada karyawan anda atau rekan kerja anda, bangun suasana yang anda inginkan dalam kelompok anda. Jika anda belum bisa menegakkan nilai itu, pelajarilah terlebih dahulu sebelum mengumumkan kepada karyawan anda.

Komunikasi yang efektif dan efesien bisa menjadi kekuatan bagi anda Ketika berhadapan dengan siapapun dalam kondisi apapun. Kekuatan akan Mengikuti anda, tidak peduli anda adalah seorang pimpinan tertinggi di suatu perusahaan atau karyawan biasa bahkan tidak memiliki pengaruh apapun terhadap siapapun, anda akan didengarkan jika anda memiliki 4 teknik ini.

2. Jika ragu-ragu jangan berdebat

Kesalahan orang yang ragu-ragu dan kesalahan orang yang berani itu berbeda. Semua orang memiliki kesalahan saat berargumen. Namun, ragu-ragu utnuk mempertahankan argumen adalah kesalahan fatal. Sebelum anda mulai mengungkapkan argumen, pastikan anda bisa mempertahankannya dan konsisten lah dengan jawaban anda.

  • Bicara hanya jika perlu

Mengutip ungkapan Leonardo da Vinci “Orang yang terlalu banyak bicara, ia hanya akan menempatkan dirinya di bawah belas kasihan pendengarnya.” Ungkapan ini menampar kita yang sering bicara hal yang tidak perlu. Dengan kata-kata yang memojokkan seseorang sebenarnya anda bukan menguasai lawan bicara, tatapi anda memberikan perangkap kepada lawan bicara untuk menguasai anda. Semakin banyak anda bicara, semakin banyak peluang lawan bicara untuk memanipulasi anda. Tak perlu banyak bicara, cukup dengarkan apa yang ia katakana, tanggapi hanya dengan sekedar. Jika ia minta saran, berikanlah. Jika tidak, jadilah seperti analis. Dengarkan apapun yang ia katakana tanpa menyela.

  • Pura-pura bodoh

Ketika orang lain bicara dengan kita, kita sering terkesima dengan kecerdasannya, hingga kita tak tahan untuk mengungkapkan pendapat kita. Cobalah untuk membiarkannya mengungkapkan apa yang ia mau, buat ia seolah merasa cerdas bisa memanipulasi anda, ia akan semakin congkak dan besar kepala. Saat itulah anda berhasil menjaringnya dengan perangkap dia sendiri. Yang sebenarnya terjadi adalah anda sedang mempelajari pola pikirnya, anda sedang menilai kecerdasannya, dan anda sedang Menyusun perangkap yang ia ciptakan untuk dirinya. Ingatlah! Berpura-pura bodoh tidak menjadikan anda bodoh.

  • Menyerah

Tak perlu mempertahankan argumen jika anda yakin anda akan kalah, ungkapkan secara terbuka. Itu lebih efektif daripada anda membela diri dengan argumen yang lemah. Lawan bicara anda akan merasa kecewa karena anda tidak memberikan perhatian lebih pada topik pembahasan. Cukupkan pembahasannya.[]

Sumber: The Communication Book | The Decision Book

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *