Oleh: Ust. Hafizh Ma’arif, A.Md.T
Apa itu Lailatul Qadr?
Lailatul Qadr adalah di antara kekhususan yang Allah anugerahkan kepada umat Nabi Muhammad. Ia adalah malam yang penuh kemuliaan.
Ibadah di dalamnya lebih utama daripada ibadah yang dilakukan selama seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadr-nya. Seribu bulan sama dengan 83 tahun lebih 4 bulan. Umat-umat Nabi terdahulu bisa beribadah di dunia ini dalam jangka waktu yang lama karena Allah menjadikan usia mereka panjang-panjang. Sedangkan umat Nabi Muhammad meskipun usia mereka rata-rata hanyalah antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, akan tetapi Allah menganugerahkan lailatul qadr kepada mereka. Dengan adanya lailatul qadr, umat Nabi Muhammad berkesempatan mendapatkan pahala yang besar meskipun hidupnya tidak lama di dunia ini
Apa saja keutamaan lailatul qadr?
Pertama, lailatul qadr adalah malam diturunkannya al Qur’an. Sebagaimana kita tahu bahwa proses turunnya al Qur’an terjadi dalam dua tahap:
Tahap pertama, turunnya al Qur’an dari lauh mahfuz ke suatu tempat di langit yang pertama (langit dunia) yang bernama bait al ‘izzah. Dalam tahap pertama ini, al Qur’an diturunkan semuanya dari awal hingga akhir secara lengkap. Hal itu terjadi pada malam lailatul qadr yang saat itu bertepatan dengan malam dua puluh empat Ramadhan.
Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Kami menurunkan al Qur’an itu pada malam lailatul qadr” (QS al Qadr: 1). Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada malam Ramadhan, Injil diturunkan pada malam tiga belas Ramadhan, Zabur diturunkan pada malam delapan belas Ramadhan dan al Qur’an diturunkan pada malam dua puluh empat Ramadhan” (HR Ahmad, ath Thabarani, al Baihaqi dan lainnya).
Tahap kedua, turunnya al Qur’an dari bait al ‘izzah di langit yang pertama kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam tahap kedua ini, al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan sebab dan peristiwa tertentu selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Lima ayat pertama dari surat al ‘Alaq adalah yang pertama diturunkan kepada beliau di gua Hira’ dengan perantaraan malaikat Jibril ‘alaihis salam. Dan hal itu menurut sebagian ulama terjadi pada malam 17 Ramadhan. Atas dasar inilah kemudian malam 17 Ramadhan diperingati umat Islam sebagai malam nuzul al Qur’an.
Kedua, lailatul qadr adalah malam yang penuh keberkahan. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya kami turunkan al Qur’an itu pada malam yang penuh berkah (malam lailatul qadr)” (QS ad Dukhan: 3).
Ketiga, pada malam lailatul qadr, Allah memberitahukan kepada para malaikat mengenai apa yang terjadi di kalangan para hamba sampai datangnya lailatul qadr pada tahun berikutnya. Allah memberitahukan kepada mereka siapa saja yang lahir, mati, ditimpa musibah, sakit, sehat, dilapangkan rezekinya, disempitkan rezekinya dan lain sebagainya dalam kurun satu tahun kedepan. Tafsir al Qurthubi, an Nasafi dan lainnya menjelaskan bahwa itulah makna dari ayat: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS ad Dukhan: 4)
Keempat, amal shalih pada lailatul qadr lebih baik daripada amal shalih yang dilakukan selama seribu bulan sebagaimana ditegaskan oleh Allah: “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan” (QS al Qadr: 3).
Kelima, para malaikat dari setiap langit turun memenuhi lapisan bumi mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap orang yang menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah. Allah ta’ala berfirman: “Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan” (QS al Qadr: 4).
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika tiba lailatul qadr, malaikat Jibril turun dengan serombongan malaikat lalu mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap hamba yang berdiri atau duduk berdzikir mengingat Allah. Mereka turun dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar” (HR al Baihaqi dalam Syu’ab al Iman dan as Suyuthi dalam al Jami’ al Kabir).
Keenam, lailatul qadr adalah malam keselamatan dan keberkahan bagi para wali dan orang-orang yang melakukan ketaatan. Pada malam itu, syetan tidak dapat berbuat buruk kepada orang-orang yang melakukan kebaikan.
Allah ta’ala berfirman: “Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar” (QS al Qadr: 5)
Jadi, Kapan terjadinya lailatul qadr?
Lailatul qadr terjadi satu kali dalam satu tahun di bulan Ramadhan. Mungkin saja ia terjadi pada satu malam di antara malam-malam Ramadhan. Mungkin pada malam pertama, malam kesembilan atau malam-malam yang lain. Akan tetapi kemungkinan besar ia terjadi pada salah satu dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Carilah lailatul qadr itu di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan” (HR al Bukhari).
Imam Syafi’i juga berpendapat sebagaimana dikutip oleh Syekh Zakariyya al Anshari dalam Fath al Wahhab bahwa lailatul qadr kemungkinan besar terjadi pada malam 21 atau malam 23 Ramadhan. Sedangkan para ulama yang lain berpendapat, kemungkinan besar lailatul qadr terjadi pada malam 27 Ramadhan.
Mengapa lailatul qadr keberadaannya dirahasiakan? Salah satu hikmahnya adalah supaya kita senantiasa beribadah terus menerus tanpa henti pada setiap malam di bulan Ramadhan.
Apa saja tanda terjadinya lailatul qadr?
Dalam kitab Jawahir al A’immah fi Tafsir Juz’i ‘Amma, disebutkan bahwa di antara tanda-tandanya adalah melihat cahaya yang bukan cahaya matahari, cahaya bulan atau cahaya listrik, melihat terbitnya matahari pada keesokan harinya berbeda dengan saat ia terbit di hari-hari yang lain, yaitu dalam keadaan putih dan tidak banyak memancarkan cahaya, melihat pohon bersujud dan lain sebagainya. Sebagian orang melihat tanda-tanda itu dalam mimpi dan sebagian yang lain melihatnya dalam keadaan jaga. Melihatnya dalam keadaan jaga adalah lebih sempurna keberkahan dan kemuliaannya. Barangsiapa yang melihatnya dalam keadaan jaga, maka sungguh ia telah melihat lailatul qadr. Sedangkan melihatnya dalam mimpi adalah sebuah kebaikan. Dan barangsiapa yang tidak melihat tanda-tanda tersebut akan tetapi ia bersungguh-sungguh dalam melakukan ketaatan pada malam itu, maka ia memperoleh keberkahan yang agung.
Apa yang semestinya dilakukan ketika melihat tanda lailatul qadr?
Yang dilakukan adalah menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti memperbanyak membaca istighfar, dzikir, shalat-shalat sunnah, memperbanyak membaca al Qur’an, beri’tikaf di masjid dan lain sebagainya. Serta memperbanyak doa, terutama doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha sebagaimana diriwayatkan Ibnu Majah: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun mencintai pengampunan, maka ampunilah dosa-dosaku”.
Selanjutnya memperbanyak membaca doa yang paling banyak dibaca oleh Baginda Nabi baik pada Ramadhan atau pun di luar Ramadhan: “Ya Allah, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa neraka”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menghidupkan malam lailatul qadr dengan berbagai ibadah dengan dilandasi keimanan dan niat mengharap ridla Allah semata, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR al Bukhari dan Muslim).
Sekian…
Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.