Gen Z dan The End of The Day

Sebuah Artikel Islami Populer oleh Nayla Zhafira (Kelas VIII-6)

Setiap umat beragama meyakini adanya kehidupan setelah kematian. Dalam Islam, hal ini dikenal dengan istilah iman kepada hari akhir. Keimanan ini merupakan salah satu dari enam rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Namun, seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, cara berpikir serta pola perilaku generasi muda — khususnya Generasi Z — mengalami perubahan yang signifikan. Generasi yang lahir di era digital ini dikenal cepat, praktis, dan akrab dengan media sosial.

Fenomena yang menarik untuk dikaji adalah bagaimana Generasi Z memandang dan memahami konsep hari akhir di tengah derasnya arus informasi dan gaya hidup modern. Melalui kuesioner yang dilakukan peneliti terhadap sejumlah responden Gen Z, diperoleh berbagai pandangan dan perilaku mereka terkait keimanan kepada hari akhir.

Pertama, mengenai respons Gen Z terhadap pembahasan hari akhir, hasil kuesioner menunjukkan bahwa banyak di antara mereka mengetahui bahwa teman sebayanya sering mengabaikan topik ini. Meskipun demikian, tidak sedikit pula yang mengaku merasa takut ketika pembahasan tentang hari akhir muncul. Hal ini menggambarkan adanya kontradiksi dalam diri Generasi Z: di satu sisi mereka menyadari pentingnya hari akhir, tetapi di sisi lain, rasa takut dan ketidaknyamanan membuat mereka memilih untuk menghindari pembahasan tersebut. Hanya segelintir yang benar-benar mau mendengarkan ketika topik ini dibicarakan, menunjukkan bahwa tingkat perhatian dan penghayatan terhadap materi keagamaan seperti hari akhir masih tergolong rendah.

Kedua, terkait kepercayaan Gen Z terhadap hari akhir, hasil kuesioner memperlihatkan bahwa mayoritas dari mereka masih meyakini akan adanya hari akhir. Bahkan, sebagian besar percaya bahwa peristiwa tersebut benar-benar akan terjadi. Hanya sedikit responden yang ragu atau kurang yakin. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun hidup di era modern dan rasional, nilai-nilai keimanan masih tertanam kuat dalam diri mereka.

Selanjutnya, mengenai respons Gen Z terhadap konten keagamaan di media sosial, diketahui bahwa platform digital menjadi ruang utama mereka dalam memperoleh informasi, termasuk tentang agama. Banyak responden yang menonton video atau khutbah tentang hari akhir ketika konten tersebut muncul di beranda media sosial mereka. Namun, hanya sedikit yang benar-benar menghayati isi pesannya, sementara sebagian kecil lainnya langsung menggulirkan (scroll) konten tersebut. Fakta ini memperlihatkan bahwa media sosial memiliki potensi besar sebagai sarana dakwah bagi Generasi Z, tetapi diperlukan cara penyampaian yang menarik dan relevan dengan gaya komunikasi mereka agar pesan keagamaan dapat tersampaikan dengan lebih efektif.

Berikutnya, dalam hal pemahaman Gen Z tentang waktu terjadinya hari akhir, seluruh responden menjawab bahwa hanya Allah yang mengetahui. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pengetahuan keagamaan mereka mungkin belum luas, pemahaman dasar tentang hal-hal gaib dan ketuhanan masih terjaga dengan baik.

Kemudian, jika dilihat dari sisi pengetahuan tentang tanda-tanda hari akhir, sebagian besar responden hanya mengetahui satu atau dua tanda, sementara hanya sedikit yang mengenal hingga enam atau dua belas tanda. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan mereka mengenai rincian tanda-tanda hari akhir masih minim dan perlu ditingkatkan melalui pendidikan agama yang lebih menyeluruh.

Selain itu, dalam hal sumber belajar tentang hari akhir, mayoritas responden menyatakan bahwa mereka mempelajarinya melalui Al-Qur’an, sedangkan hanya sedikit yang mendapatkannya dari buku pelajaran agama. Fakta ini menunjukkan bahwa sumber keagamaan utama yang mereka percayai tetaplah kitab suci, meskipun pemahaman terhadap isinya belum terlalu mendalam.

Terakhir, ketika ditanya mengenai alasan kurangnya minat belajar tentang hari akhir, banyak responden menjawab karena mereka merasa sudah beriman, yang berarti mereka merasa cukup percaya tanpa perlu memperdalam pengetahuan lebih lanjut. Sementara itu, sebagian kecil beralasan karena dianggap wajib, dan hanya sedikit yang menganggap belajar tentang hari akhir benar-benar bermanfaat. Data ini memperlihatkan adanya kesenjangan antara keimanan dan pemahaman: mereka percaya, tetapi belum memahami secara mendalam pentingnya memperkaya pengetahuan tentang akhirat.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Generasi Z masih memiliki keimanan terhadap hari akhir, meskipun tingkat pemahaman dan penghayatannya belum merata. Mereka percaya bahwa hari akhir pasti terjadi dan waktunya hanya Allah yang mengetahui. Namun, perilaku sehari-hari mereka menunjukkan kecenderungan untuk mengabaikan pembahasan mendalam mengenai hal ini, terutama di media sosial.

Kendati demikian, temuan ini juga menunjukkan adanya peluang besar untuk memperkuat keimanan Generasi Z melalui pendekatan yang sesuai dengan karakter mereka — seperti dakwah digital yang kreatif, konten visual yang menarik, dan pembelajaran agama yang interaktif. Dengan demikian, memperdalam pemahaman tentang hari akhir bukan hanya soal pengetahuan agama, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter dan kesadaran spiritual generasi muda agar tetap berpegang pada nilai-nilai iman di tengah tantangan zaman modern.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *