DAYAH JEUMALA AMAL – Lueng Putu, (18/10/25) Guru-guru MTsS dan MAS Jeumala Amal Lueng Putu, Pidie Jaya mengikuti Workshop Inovasi Pembelajaran bertema “Membangun Growth Mindset, Merancang Pembelajaran Mendalam dan Menghidupkan Kurikulum Berbasis Cinta” yang diselenggarakan di Aula Pertemuan, Kampus Putra Dayah Jeumala Amal, Workshop ini digelar mulai dari hari Sabtu-Minggu (18-19 Oktober 2025).
Workshop yang diikuti puluhan civitas akademik ini menghadirkan Bapak Muzakkir, PhD sebagai narasumber utama. Acara dibuka dengan sambutan dari Tgk. Fadhli M. Amin, M.Sos.I selaku Wakil Direktur Bidang Asrama dan Bapak Mulyadi, M.Pd selaku Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pidie Jaya.
Dalam sambutannya, Tgk. Fadhli M. Amin, M.Sos.I menyoroti tentang perbedaan karakteristik murid zaman sekarang dengan masa lampau. Menurutnya, moralitas dan perilaku siswa kini tidak bisa disamakan dengan generasi terdahulu.
“Cara kita menanggapi dan mendidik murid di era sekarang harus berbeda dengan metode yang diterapkan guru di masa lalu. Kita perlu menyesuaikan pendekatan dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi generasi saat ini,” ungkap Tgk. Fadhli.
Sementara itu, Bapak Mulyadi menekankan bahwa pada dasarnya semua kurikulum memiliki esensi yang sama, hanya mengalami sedikit modifikasi. Beliau berhasil mencairkan suasana workshop dengan menyampaikan berbagai plesetan istilah kurikulum yang akrab di telinga para guru.
“CBSA itu kan singkatan dari Cara Belajar Siswa Aktif, tapi sering diplesetkan jadi Catat Buku Sampai Abis. KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, juga sering diplesetkan menjadi Kasih Tugas Suruh Pulang.” ujar Bapak Mulyadi sambil tersenyum, yang langsung disambut tawa peserta workshop.
“Sekarang, kita menggunakan Kurmer dan Kurikulum Cinta. Ga jauh berbeda dengan CBSA yang berlaku dulu, lanjutnya.”
Workshop ini diharapkan mampu memberikan perspektif baru bagi para pendidik terutama dalam menerapkan growth mindset bagi pendidikan dan mampu mentransfer kepada peserta didik agar berkembang ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, juga untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa di era modern, sambil tetap menanamkan nilai-nilai cinta dalam proses pendidikan.[]
