Oleh: Munirnasjam
Waktu demi waktu berjalan
Matahari melaju dari timur ke barat
Gejolak bulan Syawal yang mencetak sang sejarah memilukan
Dikala Nabi ingin menyirami penghuninya dengan siraman haqiqi
Terjang dilalui dengan semangat membara
Hingga api tak mampu menyembunyikan lara
Tak lain, untuk menerangi jahilnya manusia
Sepuluh hari berjalan, tak sedikit celaan yang dihadapinya
Berbagai suara pahit bergemuruh, laksana petir yang mengeluarkan amarahnya
Ribuan batu tak luput menghampiri tubuh-Nya
Dikala sosok Zaid yang setia menjadi perisainya
Langkah pun terus melaju, tak tau arah yang menghampirinya
Darahpun terus mengalir tak tau apa yang bisa menampungnya
Hingga kenikmatan anggur menghampirinya, perjalanan 60 mil pun tampak sia-sia
Untuk menyirami negeri Thaif dengan kesejahteraan haqiqi
Kesedihanpun tak dapat terlewatkan oleh Baginda
Lalu awan kegetiran,kesedihan serta keputusasaan menjadi sirna
Setelah tiba pertolongan dan kabar gembira dari Allah swt.
قُلْ أُحِيَ إِلَيَّ إِنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ اْلجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْأَنًا عَجَبًا #
يَهْدِى الرُّشْدَ فَأَمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا #
*Penulis adalah Staf Analis Litbang dan Kemitraan Dayah Jeumala Amal
Photo by Mohammed Hassan on Unsplash